Lihat ke Halaman Asli

Chaerol Riezal

Chaerol Riezal

Jalan Sunyi Pocut Meurah Pupok (Bagian Pertama)

Diperbarui: 18 Mei 2020   04:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pocut Meurah Pupok (republika.co.id)

Oleh: Chaerol Riezal*

Jika harus menyebutkan sesuatu, jawaban apa yang terpikirkan dalam benak Anda ketika mendengar nama "Peutjut atau Pocut Meurah Pupok"? Bila pertanyaan itu diajukan kepada saya, maka akan saya jawab tiga hal: putra mahkota, kerkhoff, dan kesunyian.

Tiga hal itulah yang otomatis terpikirkan, dan juga paling mudah dipikirkan oleh saya saat menyebutkan nama Pocut Meurah Pupok. Kendati demikian, setiap orang -- terutama orang Aceh dan termasuk juga Anda -- tentu saja memiliki pandangan yang berbeda-beda ketika pertanyaan itu dilayangkan. Sebab persepsinya akan dibentuk sedemikian rupa dan didukung oleh banyak faktor.

Pocut atau Peutjut berasal dari bahasa Aceh, yang artinya adalah kesayangan. Jadi Pocut Meurah Pupok adalah anak kesayangan sekaligus putra mahkota dari penguasa Kerajaan Aceh Darussalam yang bertahta pada abad ke 16: Sultan Iskandar Muda.

Jika dilihat dari namanya saja, maka Pocut Meurah Pupok jelas bukanlah orang sembarangan. Ia adalah satu-satunya anak laki-laki kepunyaan Sultan Iskandar Muda. Dan untuk alasan itulah, Sultan sangat menyayanginya dan memanggil Meurah Pupuok dengan sebutan Pocut.

Sampai di sini, hipotesis saya mengatakan bahwa besar kemungkinan Pocut Meurah Pupok sedang dipersiapkan oleh Sultan Iskandar Muda untuk menggantikan posisi sekaligus meneruskan perjuangan sang ayah, yaitu menjadi Sultan Aceh Darussalam berikutnya. Sebab Pocut, konon merupakan satu-satunya anak laki-laki (semata wayang) dari Sultan Iskandar Muda.

Makam Pocut Meurah Pupok di dalam Kerkhof

Namun sayang, perjalanan hidup Pocut Meurah Pupok yang notabene anak kesayangan dan putra mahkota Sultan Iskandar Muda itu, berakhir cukup mengerikan. Bahkan ending dari hidup Pocut harus berakhir diujung pedang sang ayah, karna ia dipancung oleh ayahnya sendiri lantaran telah didakwa melanggar hukum (tindak asusila).

Atas perbuatannya itu dan demi menjaga nama baik kerajaan Aceh, maka jasad Pocut kemudian dilarang dimakamkan dalam komplek pemakaman kerajaan Aceh. Setelah itu, seperti yang telah diprediksi, Pocut kemudian berlalu, sepi, tenggelam dan sunyi.

Oleh karena itu, jangan kaget kalau Sultan Iskandar Muda belum berhasil menjalankan program regenerasi kepemimpinan dalam tubuh Kerajaan Aceh Darussalam, terutama pada pucuk kekuasaan eksekutif dari kalangan laki-laki yang akan menjadi Sultan Aceh berikutnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline