Lihat ke Halaman Asli

Payung Takdir

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Aku terlahir diantara sekumpulan orang yang memayungiku dengan kasih.

Sepertinya mereka menanti dan wajah mereka terlihat "happy".

Begitu berseri seperti mendapatkan sebongkah harapan dan kepastian.

Tahun ke tahun aku meyakini, aku bahagia.

Bahagia menjadi kecil dan terpelihara.

Lalu aku tersadar dan tersentak, hanya sampai disinikah bahagia itu?

Saat payung yang selalu melindungiku dari hujan dan panas terbelah.

Ya, terbelah dua.

Payung itu terbelah seakan berkata, "aku telah rusak, jangan memaksaku melindungimu lagi".

Payung itu kini menjadi 2 bagian.

Bagian yang satu telah rusak dan hilang di bawah tumpukan tanah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline