Lihat ke Halaman Asli

Mudik, Pengangguran & Lemahnya Rupiah Kita

Diperbarui: 27 Juli 2015   08:57

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Selamat lebaran ya, untuk yang merayakan. Sudah, cukup basa basinya, saya mau tanya sebagai warga negara Indonesia yang sudah semenjak lahir dinaungi oleh pancasila, nyamankah Anda melihat rate USD/IDR hari ini? Nilai tukar Rupiah terhadap USD pada hari ini sudah menginjak level 13.350. Jika mengingat melemahnya nilai rupiah dalam beberapa bulan ini, sepertinya masyarakat Indonesia sudah terbiasa dengan kisaran angka 13 ribu.

Bukti lainnya yang sangat nyata rupiah melemah yang dapat memacu krisis perekonomian di Indonesia, antara lain memburuknya performa penjualan sektor properti dan kendaraan bermotor.

Ternyata bukan hanya dua hal tersebut saja, ada lagi hal-hal lain yang telah menjadi dampak buruk dari rupiah yang terus menerus melemah terhadap dolar AS. Salah satunya adalah meningkatnya jumlah pengangguran. Dolar yang terus menguat membuat harga bahan baku ataupun barang impor menjadi semakin mahal, belum lagi kita baru saja lepas dari Hari Raya Idul Fitri, dimana kenaikan harga selalau tidak sejalan dengan kenaikan gaji dan uang bulanan kita.

"Sebagai dampaknya, banyak perusahaan yang mengurangi jumlah produksinya. Pengurangan nilai produksi dapat berujung pada pemutusan hubungan kerja dengan para karyawannya"

Berbagai sektor usaha di Indonesia telah merumahkan karyawannya, antara lain industry tekstil, alas kaki, pertambangan, otomotif, serta jasa minyak dan gas. Sejak Januari 2015 ini, menurut Data Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo), sektor industri sepatu telah melakukan PHK secara bertahap terhadap sekitar 11.000 pekerjanya. Pada sektor pertambangan yang kinerjanya telah mengalami minus 2.32% di kuartal pertama tahun 2015 telah melakukan PHK terhadap ratusan ribu pekerjanya. Sementara menurut Asosiasi Pertambangan Batubara (APBI), jumlah pekerja di sektor tambang batu bara sudah berkurang sekitar satu juta orang sejak 2014 lalu.

Bahkan menurut Badan Pusat Statistik (BPS), jumlah pengangguran Indonesia di bulan Februari 2015 ini merupakan puncak angka pengangguran tertinggi di Indonesia sejak Agustus 2012 lalu. Lantas bagaimana jadinya jika sepulangnya dari kampung halaman nanti, malah membawa banyak keluarga untuk mengadu nasib di Ibu Kota? 

Lalu jika angka pengangguran terus meningkat, apakah menyimpan dana tabungan Anda dalam bentuk Rupiah merupakan langkah yang tepat? Tentu jawabannya tidak. Karena masih amat besar kemungkinan Rupiah akan terus melemah, ditambah lagi dengan kondisi perekonomian AS yang sedang menunjukkan perkembangan. Jika spekulasi para analis tepat, maka bank sentral AS diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunganya di bulan September mendatang.

Nah, lalu jika hal tersebut terjadi sesuai perkiraan, bagaimana dengan nasib Rupiah? Bagaimana dengan simpanan dan investasi Anda dalam bentuk Rupiah? Lalu langkah apa yang sebaiknya diambil untuk melindungi simpanan dan investasi Anda? Jangan simpan dana Anda dalam Rupiah melainkan dalam bentuk dolar USD. Namun, selain dalam bentuk fisik, Anda sebaiknya juga memasuki perdagangan berjangka dan membeli pair mata uang yang kondisinya mirip dengan kondisi dolar terhadap rupiah saat ini, yaitu USD/JPY. Atau mungkin dalam bentuk emas fisik maupun online trading.

Sumber Berita

 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline