Lihat ke Halaman Asli

Cerpen | 10 Jam yang Lalu

Diperbarui: 24 Maret 2018   17:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar: runlovers.it)

Pukul 20.00

Mengapa perpisahan selalu jadi bagian akhir yang menyesakkan? Meskipun aku sudah tahu sebelumnya. Air bening ini mengalir sendiri.  Aku ingin menghentikannya, hanya ingin menikmati kesedihan ini sendiri...

"Turut berdukacita..."kata orang-orang yang hilir mudik datang.

"Kamu sudah siap?"

Alea menarik lenganku. Sebentar lagi peti ditutup. Ini terakhir kalinya aku bisa memandang wajahmu. Dengan sisa kekuatan yang ada, aku bergerak mendekati peti itu. Memandangmu lama sambil menikmati saat-saat terakhir bersama. Saat bahuku disentuh, aku hanya merasa melayang...jauh...

****

Pukul 19.00

Aku masih menatapmu, dari jarak yang tak terlalu jauh. Berbincang akrab dengan beberapa sahabat dan kerabat walau mataku tetap tak lepas dari wajahmu.

"Bagaimana keadaannya?"tanya Brenda sepupuku.

"Baik, mungkin capek saja."

"Sebaiknya kita semua cepat pulang."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline