Lihat ke Halaman Asli

Cak Bro Cak Bro

Bagian dari Butiran debu Di Bumi pertiwi

Refleksi Kita: Solusi agar Mengelola Stadion dan Gelora di Daerah dengan Megah

Diperbarui: 3 November 2021   05:49

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

  • Pengantar

Bulan lalu, penulis sempat berkunjung ke kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Ada semacam tautan kenangan manis karena sebelumnya penulis pernah tinggal disana karena penempatan tugas. Untuk menggegarkan kembali ingatan, penulis sempat berjalan menuju arah jalan utama kantor gubernuran sepanjang sungai Mahakam.

Tatkala melintas wilayah kota, ternampak mulai ada kesibukan aktivitas masyarakat untuk menggeliatkan ekonomi disana. Hal ini berbeda dengan suasana tahun sebelumnya yang terlihat murung dan sepi lantaran adanya kondisi pandemi Covid-19. 

Ada hal yang menarik, ketika penulis melewati stadion madya Sempaja terletak ditengah kota dan Stadion Utama Palaran yang berjarak 15 menit dari kota. Stadion termegah tersebut pada saat itu sebagai ikon masyarakat, kini terlihat mangkrak dan terbengkalai..

Pihak Pemprov Kaltim sebenarnya mulai berbenah diri Kembali dengan merapikan agar stadion tersebut agar bisa difungsi-manfaatkan kepada masyarakat. 

Namun demikian, adanya keterbatasan anggaran pemeliharaan Stadion dan gedung olahraga sekitarnya masih jauh dari harapan untuk dapat dikatakan layak digunakan.  

Kondisi tersebut merupakan permasalahan klasik bagi semua Pemerintah Daerah dan Pusat yang mampu membangun Stadion dan Gedung Olahraga (Gelora) dengan megah, karena adanya suatu event tertentu, namun tak mampu untuk memelihara pada periode berikutnya dengan alasan keterbatasan anggaran yang dimilikinya.

  • Mampu Membangun Stadion Megah, Kini Terkendala Pemeliharaannya

Arditya A. Azis, di laman www.kaltimkece.id, (31/10/2019) menyebutkan bahwa bangunan megah Stadion Utama Palaran tersebut dulunya menelan biaya Rp 800 miliar dan dibangun dengan taraf internasional, sebagai salah satu stadion yang digunakan untuk penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON) tahun 2008 di Provinsi Kalimantan Timur.

Saat ini, kondisi stadion Utama Palaran cukup mengharukan karena telah dikelilingi tanaman belukar, tembok bangunan yang retak, dan tiang pancang stadion tampak kusam dimakan korosi serta telah ditumbuhi rumput liar. 

Demikian pula dengan jalan masuk ke stadion dari jalan utama, yang memakan waktu 10 menit, dipenuhi jalan berlubang dan sebagian terlihat tanahnya amblas karena sering dilewati truk-truk bermuatan penuh.

Menurut penjelasan Pengurus Stadion, sebenarnya pemerintah telah melakukan audit building atau pemeriksaan bangunan pada tahun 2016 untuk mengetahui tingkat kerusakan stadion, ternyata untuk rekondisi agar megah kembali membutuhkan dana sekitar Rp 160 miliar. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline