Lihat ke Halaman Asli

Cahya Sefty Gusman

Mahasiswa/Universitas Jember

Pemanfaatan Lahan di Pusat Kota Belitung

Diperbarui: 28 September 2022   20:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Apasih yang kalian bayangin kalo mendengar kata lahan? Tanah? Hutan? Disini saya akan membahas pemanfaatan lahan yang berada dipusat kota pulau Belitung. Ada apa aja sih disana? Yuk simak pembahasannya dibawah ini.

Menurut FAO (1976), Lahan ialah lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis meliputi relief (topografi), iklim, tanah dan air. Sedangkan lingkungan biotik meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia yang semuanya secara potensial akan berpengaruh terhadap penggunaan lahan.

Belitung merupakan salah satu pulau yang hampir disetiap jengkal lahannya digunakan untuk sektor pariwisata. Tak terkecuali pusat kotanya, pusat kota Belitung yang terletak di kecamatan Tanjungpandan menjadi salah satu ikon yang tak ketinggalan jika wisatawan mampir ke Belitung. Pusat kota Belitung tersebut dihiasi dengan bundaran satam yang menjadi salah satu ikon pulau belitung. Bagaimana tidak, bundaran tersebut ditengahnya terdapat miniatur batu satam raksasa. Batu satam ialah batuan khas yang ditemukan di pulau Belitung, batuan ini merupakan batu yang terbentuk dari hasil reaksi tabrakan meteor dengan lapisan bumi yang mengandung timah tinggi jutaan tahun lalu. Saat jatuh diatas tanah pulau Belitung, meteor ini bereaksi dengan kandungan timah yang sangat banyak yang terdapat dipulau Belitung, sehingga membentuk batu hitam yang kemudian dinamakan Batu Satam, di sekitar bundaran satam dimanfaatkan untuk sektor kuliner seperti restoran maupun cafe yang kekinian dan di gemari anak muda. Tak jauh dari bundaran satam aktivitas masyrakat pun banyak dilakukan seperti terdapat pasar, sekolah, perumahan nasional (Perumnas), ruang terbuka hijau, Pelabuhan, taman bermain, pantai sehingga pusat kota ini sesuai dengan RUU Pokok Bina Kota (1970). Ruang terbuka hijau ini berupa taman yang terdapat di sebelah bundaran satam. Bundaran Satam ini pun menjadi spot foto yang menarik bagi wisatawan yang ingin mengabadikan pengalamannya di pulau Belitung.

Seperti yang dikatakan di awal bahwa sektor yg terbesar ialah sektor pariwisata yang tak lepas akan kehadiran pantai. Maka dari itu sekitar satu kilometer dari bundaran satam terdapat pantai Tanjung Pendam. Pantai Tanjung Pendam ini bukan hanya sekedar pantai belaka, namun banyak aktivitas yang bisa dilakukan di sini seperti jogging di pagi hari maupun di sore hari, area jogging ini sendiri berbentuk seperti jalan aspal yang membentuk putaran sehingga orang bisa jogging beberapa putaran disini, tempat ini biasanya disebut dengan kamla. Pagi hari di isi dengan anak muda yang ingin mengejar cita-citanya dengan lari mengelilingi kamla, mungkin ada yang sekadar menghilangkan rasa bosan semata bahkan ada yang ingin mendapatkan berat badan ideal yang dia eluh-eluhkan. Tidak hanya pagi hari, sore hari pun ramai akan mereka. Tempat ini bagus untuk menyalurkan rasa bosan daripada melakukan hal yang tidak bermanfaat lainnya. Tak hanya anak muda, kalangan ibu-ibu serta bapak-bapak juga tak mau kalah mereka datang jogging dengan semangat disini ditemani sahabat atau tetangga. Keadaan menjelang matahari terbenam pun ramai pengunjung yang ingin melihat semburat merah muda yang memanjakan mata serta langsung ingat Maha Kuasa. Untuk sekadar mengabadikan momen yang mungkin tidak akan terulang lagi. Tapi jangan sampai lupa kewajiban kita di waktu itu.

Ditengah-tengah putaran terdapat warung-warung semi permanen yang didirikan untuk para pengunjung sehingga bisa menikmati keindahan pantai serta sunset yang memanjakan mata. Tidak hanya itu di Tanjung Pendam juga terdapat dua panggung yang bisa digunakan untuk acara-acara, seperti acara yg diselenggarakan pada tanggal 27 juli 2022 menyajikan bazar makanan serta kerajinan yang bisa ditempati di sekitar panggung.

Disana juga terdapat lapangan yang bisa digunakan untuk bermain skateboard, bmx dan lain-lain, lapangan voli pantai juga ada sehingga masyarakat yang ingin menghabiskan waktu luang bisa menggunakan fasilitas tersebut. Tak ketinggalan untuk anak-anak juga terdapat taman bermain yang isinya berupa perosotan, ayunan dan lain-lain. Untuk masuk ke Tanjung Pendam ini pengunjung dikenakan tarif 3 ribu rupiah untuk pengendara motor dan 5 ribu rupiah untuk pengendara mobil.

Untuk wisata kuliner Belitung juga tak kalah terkenal loh, jika datang ke Belitung banyak wisatawan yang mencari Mie Atep Belitung. Tempat makan ini terletak tidak jauh dari bundaran satam sekitar 120 meter dari bundaran satam. Wisata kuliner ini menjadi incaran wisatawan karena sudah berdiri sejak 1975 dan rasanya masih tetap sama.

Selain Mie Atep Belitung, warung kopi juga terkenal disini yaitu Warung Kopi Kong Djie yang menyediakan kopi dari bahan pilihan, walaupun bukan dari Belitung, ya maklum saja karena Belitung bukan daerah penghasil kopi. Selain itu sambutan ramah dari penjual juga menjadi salah satu hal yang membuat warung kopi Kong Djie ini menjadi tempat yang nyaman untuk sekedar bersantai serta berkumpul bersama sahabat.

Tak jauh dari Bundaran satam juga terdapat pasar tradisional yang menjadi salah satu pasar terbesar di Belitung. Pasar ini memiliki banyak sebutan ada yang menyebutnya pasar ikan, pasar jao dan pasar siburik saya sendiri menyebut pasar jao. Pasar ini menjual makanan laut seperti ikan, udang, kepiting dan lain-lain. Tak hanya itu sayuran serta buah-buahan juga melengkapi pasar itu. Barang-barang kebutuhan rumah tangga pun tak absen dari gerai penjualan seperti panci, wajan, bahkan sendal pun ada. Sebelum masuk ke pasar akan disuguhi pemandangan warung-warung yang menjual makanan maupun minuman untuk para penjual di pasar ataupun tukang parkir yang hanya sakadar untuk sarapan atau pun makan siang. Diujung pasar terdapat Pelabuhan kapal ikan dan tak jauh dari Pelabuhan ini terdapat Dinas Perikanan Kabupaten Belitung.

Kemudian 650 meter dari bundaran satam terdapat Gedung nasional (Gednas). Gedung ini biasanya digunakan untuk acara seperti kawinan atau perlombaan tingkat daerah. Di depan Gedung nasional terdapat lapangan yang lumayan luas lapangan ini dimanfaatkan untuk para pedagang menjualkan dagangannya, jadi para pedagang berjejer rapi dan menyediakan tempat duduk di depan gerobak jualan tersebut untuk para pembeli menunggu makanan tersebut jadi. Makanan yang dijual berupa cemilan seperti cilok, pentol, sempol, es cekek, es blender, burger, dan lain-lain. Lapangan di depan gednas ini sering dijadikan tempat nongkrong anak muda untuk menikmati jajanan bersama teman-temannya di malam minggu maupun pulang sekolah.

Nah diatas merupakan pemanfaatan lahan di tengah kota Belitung, bisa di lihat bahwa pusat kota tersebut sesuai dengan RUU Poko Bina Kota (1970) yang berarti memiliki 5 aspek yaitu Wisma, Karya, Marga, Suka dan Penyempurna. Contoh dari 5 aspek tersebut ialah yang pertama Wisma sebagai wadah kegiatan sosial dalam keluarga seperti perumahan nasional (perumnas). Yang kedua Karya ialah syarat utama jaminan hidup masyarakat seperti Pelabuhan ikan, serta pasar ikan. Yang ketiga Marga ialah fasilitas hubungan internal dan eksternal kota seperti fasilitas jalan yang baik. Yang keempat Suka ialah untuk memenuhi fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan dan kesenian seperti taman bundaran satam dan juga Pantai Tanjung Pendam. Dan yang terakhir Penyempurna ialah elemen yang melengkapi empat unsur diatas seperti sekolah dan puskesmas.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline