Lihat ke Halaman Asli

Buyung Okita

Spesialis Nasi Goreng Babat

Memahami Shinto dan Hubungannya dengan Agama

Diperbarui: 19 Agustus 2020   21:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ukiyo-e gunung Fuji/artelino.com

Di Indonesia kita mengenal dua kosakata untuk mendefinisikan konsep kepercayaan dalam beragama, yaitu kata "agama" itu sendiri dan "kepercayaan". 

Kata "agama" merujuk pada beberapa kepercayaan keimanan yang diakui secara resmi oleh Negara yaitu Islam, Katolik, Kristen, Hindu, Budha dan Konghucu, dan juga beberapa agama lain di dunia yang tidak termasuk kedalam agama yang diakui secara legal administrasinya di Indonesia seperti agama Yahudi, Zoroaster, Jainism dll. 

Kata "kepercayaan" sendiri cenderung bermakna kepada kepercayaan keimanan asli yang berasal dari Indonesia, yang diluar dari ke enam agama yang diakui oleh Negara. Meskipun dewasa ini, pemeluk agama asli Indonesia ini menolak untuk disebut pemeluk kepercayaan, tetapi pemeluk agama.

Mari kita sedikit menengok peta untuk sedikit ke arah timur laut Indonesia yaitu Jepang. Seperti kita ketahui Jepang memiliki suatu agama atau kepercayaan asli yang kita kenal dengan nama Shintō , yang terdiri dari dua huruf yaitu "kami" dan "michi". Meskipun sulit ditemukan ekuivalensi padanan kata nya dalam bahasa Indonesia, kata "kami" berpadanan kata dengan kata "dewa" atau "tuhan". Sedangkan kata "michi" bermakna "jalan". 

Dengan itu kita pahami bahwa Shintō  bermakna jalan menuju Tuhan/Dewa. Orang Jepang jika memanggil "kami"/dewa tanpa menyebutkan nama asli dari dewa tersebut dengan menambahkan kata "sama", menjadi "Kami Sama". Lalu apa yang menarik untuk dibahas kali ini ? mari kita lanjutkan.

Kuil Ise/www.japan-guide.com

  • Asal kata Agama dalam bahasa Jepang

Dalam bahasa Jepang terdapat kata "Shuukyou" yang bermakna "agama/religion". Sedangkan Shintō  sendiri merupakan (mari kita sebut saja) agama atau kepercayaan asli dari Jepang. 

Kata "Shintō" sudah ada jauh sebelum kosakata "shuukyou" yang bermakna agama/religion muncul.  Kata dan konsep "shukyou" yang bermakna agama/religion sendiri baru saja muncul setelah restorasi Meiji. Pada masa itu, sekitar awal tahun 1860-an, berbagai konsep kepercayaan beragama, ideologi, filosofi serta pemikiran dari luar negeri mulai masuk ke Jepang.

Setelah konsep dan kosakata "shuukyou" diserap dan diterima oleh masyarakat Jepang, kata "shuukyou" digunakan untuk menampung merujuk kepada makna agama Nasrani, Islam dan Yahudi. Meskipun setelah itu mengalami perluasan makna kata yang dapat menampung agama lain yang berasal dari luar Jepang.

  • Konsep dalam memilih Agama dan Shinto

Dalam shuukyou/agama (secara general) hanya diperbolehkan untuk memilih, menjalankan dan mengimani satu agama saja. Sebagai contoh adalah pemeluk agama Islam tidak diperbolehkan mengimani agama selain Islam. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline