Lihat ke Halaman Asli

Bugi Kabul Sumirat

TERVERIFIKASI

author, editor, blogger, storyteller, dan peneliti di BRIN

Cara (Kasir) Carrefour Mencari Untung dari Kelengahan Konsumen

Diperbarui: 4 April 2017   16:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13492324702085920247

[caption id="attachment_202286" align="alignnone" width="180" caption="Bukti pembayaran Carrefour (dok. pribadi)"][/caption] Tulisan berikut ini adalah pengalaman saya dan teman ketika berbelanja di Carrefour Makassar - outlet: Panakkukang Square & Pengayoman, Makassar. Dari apa yang dialami tersebut, sepertinya tidak disengaja, tapi coba perhatikan modus seperti yang terjadi ini: 1.      (tanggal 8 September 2012) - di Carrefour Panakkukang Square. Kasir mengembalikan uang kembalian yang seharusnya Rp. 28.700,- tetapi ternyata hanya dikembalikan Rp, 28.000,-. Saya tidak begitu ngeh ketika meninggalkan kasir, anggapan kami adalah bahwa uang kembalian diberikan pas - karena kasir tidak berkata apa-apa. Ternyata ketika saya coba cocokkan dengan struk belanja, terdapat selisih Rp. 200,- (dua ratus rupiah) hak konsumen yang tidak diberikan oleh kasir Carrefour  (struk belanja masih saya simpan). 2.      (tanggal 21 Sept 2012) - di Carreofour Makassar Pengayoman. Kembali saya memperoleh kembalian yang tidak pas, saya menerima kembalian kurang Rp. 200 (dua ratus lagi), again, tanpa kasir berkata apa-apa - apalagi meminta maaf - kalau kasir tidak memiliki uang kecil sebagai kembalian. Barangkali sudah dianggap lumrah oleh kasir carrefour jika tidak memberikan kembalian dalam bentuk receh - Rp. 100,- maupun Rp. 200. dan yang dikurangi adalah hak konsumen, bukan bagiannya Carrefour. Kembali konsumen yang dirugikan. Apalagi kasir memanfaatkan ketidakhati-hatian konsumen dengan tidak menyocokkan struk belanja kembali. Coba kita  utak-atik-gatuk: Jika ada konsumen sebanyak 100 orang melewati kasir tersebut, dan semuanya lengah serta tidak diberikan hak kembaliannya Rp. 200,-, maka kasir Carrefour sudah bisa mengantongi Rp. 20.000,-. Sekarang kalau kita misalkan satu deret kasir terdiri dari 10 counter dan setiap counter melakukan hal yang sama, maka akan terkumpul uang sejumlah Rp.  200.000,-, dalam satu shiftnya, cukup lumayan kan. Yang saya pertanyakan, mengapa hal seperti yang saya sampaikan di atas bisa terjadi di Carrefour, yang notabene adalah perusahaan yang besar dan berskala internasional. Apakah kasir Carrefour tidak dilengkapi dengan uang kecil (receh) untuk memudahkan kembalian kepada konsumen dan agar dapat mengembalikan dalam jumlah yang pas? Apakah kasir Carrefour tidak diberi pendidikan terlebih dahulu bagaimana menghitung uang yang tepat serta mengembalikan uang kembalian dalam jumlah seharusnya kepada konsumen? Apakah kasir Carrefour tidak diberikan peraturan agar tidak memanfaatkan kelengahan konsumen? Apakah mekanisme ini terstruktur, karena saya berbelanja di dua Carrefour berbeda, tetapi memiliki kesamaan. Lalu, dikemanakan uang hasil mengumpulkan 'selisih' tersebut, untuk pribadi, tim atau perusahaan? Atau memang begini standar pelayanan Carrefour? Sepertinya hal ini adalah hal sepele dan bukan jumlah uangnya yang disesalkan, tapi Carrefour itu adalah supermarket besar dan bersifat internasional, maka, perilakunya itu lho - yang tidak boleh seperti itu. Karena merujuk pada moto Carrefour: "untuk hidup yang lebih baik", lalu pertanyaannya adalah , hidup yang lebih baik untuk konsumen atau untuk (kasir) Carrefour? Sayang sekali.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline