Lihat ke Halaman Asli

Budi idris

TERVERIFIKASI

Guru, Penulis Buku, Blogger inspiratif

Antara Menghujat dan Mengapresiasi

Diperbarui: 4 Agustus 2022   00:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber gambar: tribun.com

Ribuan kebaikan yang dibuat tidak akan pernah berarti di kala kesalahan di perbuat walau cuma sekali.

Memberi hujatan terhadap orang lain sangat mudah sekali di lakukan dibandingkan memberi pujian atau apresiasi.

Ucapan terima kasih sederhana namun sangat berat untuk di ucapkan terhadap orang yang sudah melakukan kebaikan.

Sebaliknya mencaci maki sumpah serapah begitu ringan dan mudah terucap dari lidah kita di saat suatu hal yang tidak kita inginkan terjadi.

Berikut beberapa contoh sederhana yang mencerminkan buruknya penerimaan diri kita dan penerimaan terhadap orang lain.

Sebagai contoh kecil di saat listrik padam beberapa jam atau kita katakan satu hari saja, maka hujatan terhadap kinerja para pegawai PLN akan menjadi tranding topik.

Padahal enam hari di kala listrik menyala tanpa gangguan tidak ada satu kalimat atau ucapan untuk memberikan pujian atau apresiasi betapa hebatnya kinerja pegawai PLN menjaga pasokan listrik agar tetap menyala.

Satu hari pemadaman dibandingkan enam hari listrik menyala yang di ingat hanya satu hari yang padam saja.

Dalam dunia kepemimpinan baik skala besar maupun kecil, pemimpin negara maupun kepala desa, akan mengalami dimana lebih sering mendapat hujatan dibandingkan apresiasi.

Kesalahan dalam mengambil keputusan akan jauh lebih di ingat di bandingkan keberhasilan yang pernah dibuat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline