Lihat ke Halaman Asli

Demiz-SBY, Dulu Bermusuhan, Kini Satu Selimut

Diperbarui: 18 Maret 2018   12:30

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

(sumber gambar: indonesia.org)

"Dalam dunia politik, tak ada lawan dan teman abadi. Hanya kepentinganlah yang akan tetap abadi."

Ungkapan di atas sangat cocok dikaitkan dengan situasi politik sekarang, khususnya dalam dinamika Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Bagaimana tidak, mereka yang dulunya bermusuh-musuhan, kini bisa saling berangkulan satu sama lain. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah demi menggenggam kekuasaan bersama. Itulah yang terjadi diantara Dedi Mizwar dan Partai Demokrat, khususnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hanya dalam rentang waktu 8 tahun, semuanya bisa berbalik arah.

Alkisah pada 2009 lalu, kala Demiz (sapaan akrab Dedi Mizwar) gagal menjadi Calon Presiden (Capres) independen, Ia melaporkan 'bos besar' kubu Cikeas itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bersama dengan pasangannya, Saurip Kadi, mereka melaporkan dugaan korupsi dana pemerintah yang digunakan untuk pemenangan salah satu pasangan Capres.

Menurut mereka, korupsi yang dilakukan oleh SBY dilakukan di berbagai program pemerintah untuk pemberdayaan rakyat miskin sperti BLT, BOS, Askeskin, Raskin dan lain-lain. Praktis, mereka bermusuhan secara politik saat itu. Tak dinyana, meski dulu berseberangan posisi, kini Demiz meloncat ke gerbong Demokrat untuk maju dalam Pilgub Jawa Barat 2018. Bahkan, Demiz rela meninggalkan rekomendasi partai lamanya, yaitu PKS, untuk mendapatkan peluang yang lebih besar.

Dulu Demiz yang rajin menyerang SBY, kini mereka berada dalam satu sekoci untuk kontestasi politik. Tradisi "kutu lompat" dari Demiz tersebut merupakan ciri politisi minim etika. Patut dinantikan langkah yang akan dilakukan selanjutnya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline