Mohon tunggu...
Bram Aja
Bram Aja Mohon Tunggu... -

penikmat kata

Selanjutnya

Tutup

Politik

Demiz-SBY, Dulu Bermusuhan, Kini Satu Selimut

18 Maret 2018   11:23 Diperbarui: 18 Maret 2018   12:30 635
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: indonesia.org)

"Dalam dunia politik, tak ada lawan dan teman abadi. Hanya kepentinganlah yang akan tetap abadi."

Ungkapan di atas sangat cocok dikaitkan dengan situasi politik sekarang, khususnya dalam dinamika Pemilihan Gubernur Jawa Barat. Bagaimana tidak, mereka yang dulunya bermusuh-musuhan, kini bisa saling berangkulan satu sama lain. Tujuannya tak lain dan tak bukan adalah demi menggenggam kekuasaan bersama. Itulah yang terjadi diantara Dedi Mizwar dan Partai Demokrat, khususnya Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Hanya dalam rentang waktu 8 tahun, semuanya bisa berbalik arah.

Alkisah pada 2009 lalu, kala Demiz (sapaan akrab Dedi Mizwar) gagal menjadi Calon Presiden (Capres) independen, Ia melaporkan 'bos besar' kubu Cikeas itu ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Bersama dengan pasangannya, Saurip Kadi, mereka melaporkan dugaan korupsi dana pemerintah yang digunakan untuk pemenangan salah satu pasangan Capres.

Menurut mereka, korupsi yang dilakukan oleh SBY dilakukan di berbagai program pemerintah untuk pemberdayaan rakyat miskin sperti BLT, BOS, Askeskin, Raskin dan lain-lain. Praktis, mereka bermusuhan secara politik saat itu. Tak dinyana, meski dulu berseberangan posisi, kini Demiz meloncat ke gerbong Demokrat untuk maju dalam Pilgub Jawa Barat 2018. Bahkan, Demiz rela meninggalkan rekomendasi partai lamanya, yaitu PKS, untuk mendapatkan peluang yang lebih besar.

Dulu Demiz yang rajin menyerang SBY, kini mereka berada dalam satu sekoci untuk kontestasi politik. Tradisi "kutu lompat" dari Demiz tersebut merupakan ciri politisi minim etika. Patut dinantikan langkah yang akan dilakukan selanjutnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun