Lihat ke Halaman Asli

Yosep Suradal

Filosofi Alphabet dan Cerita Untuk Anak Kita.

ChatGPT: Boonaz C,E,L,A & Puisi "Tidak Mencela yang Mencela"

Diperbarui: 29 Mei 2023   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hak Cipta Ilustrasi Boonaz CELA : Yosep Suradal

AKU :

Halo ChatGPT, mohon buatkan cerita dengan konsep :
 
1). Tema cerita diambil dari puisi berjudul 'Tidak Mencela Yang Mencela', Karya Bpk Bambang Syairudin, Kompasiana :
https://www.kompasiana.com/bambangsy/646016e04addee098e795c92/fibonacci-puisi-tidak-mencela-yang-mencela

"Bertahanlah tidak mencela yang mencela.
Jangan balas celaannya.
Pelajarilah isinya.
Cermatilah isi dari kata-katanya.
Dan cara mengungkapkannya.
Semoga ada hikmahnya.
Tentu ada alasannya ia mencela.
Apakah ia tak suka ataukah ia terluka"
 
2). Dalam cerita ada dialog antara Boonaz C, Boonaz E, Boonaz L dan Boonaz A tentang makna puisi tersebut.

3). Dalam cerita harus ada unsur humornya.

ChatGPT :


Suasana sore itu di taman kota begitu ceria. Boonaz C, Boonaz E, Boonaz L, dan Boonaz A duduk berjejer di bawah pohon rindang. Mereka berempat adalah sahabat seperjalanan yang selalu menemukan cara untuk menyemarakkan suasana.


Boonaz C, sambil menggerakkan tangannya dalam irama, memulai percakapan, "Hei, teman-teman, dengarlah puisi yang menarik ini. Puisinya berjudul 'Tidak Mencela Yang Mencela'."


Boonaz E, yang selalu cerdas dalam menyimak, menjawab dengan riang, "Baiklah, ceritakan padaku! Bagaimana kita bisa bertahan tanpa mencela yang mencela?"


Boonaz L, yang gemar berfilosofi, menambahkan, "Kata-kata puisi itu mengajarkan kita untuk tetap tenang dan bijak saat dihadapkan dengan celaan. Kita tidak perlu membalasnya dengan celaan."


Boonaz A, yang selalu humoris, tidak bisa menahan diri untuk menyelipkan lelucon, "Tapi bagaimana jika celaannya seperti makanan yang tidak enak? Apakah kita harus mencerna celaannya itu?"


Mereka pun tertawa bersama-sama. Setelah senyap sejenak, Boonaz C menyambung, "Tidak, Boonaz A! Puisi ini mengajarkan kita untuk mempelajari isi celaan tersebut. Kita harus cermat menelaah kata-katanya dan cara penyampaian yang digunakan oleh orang yang mencela."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline