Lihat ke Halaman Asli

Ruang Berbagi

TERVERIFIKASI

šŸŒ±

Di Pelabuhan Persinggahan Hati

Diperbarui: 17 Desember 2021 Ā  10:39

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi puisi difabilitas "Di Pelabuhan Persinggahan Hati" - Unsplash/Ha Nguyen

sampan-sampan pengarung kehidupan
menyampaikan rasa hati tak terucapkan:
air tawar dan air laut akhirnya berpautan
di pelabuhan persinggahan hati para insan

rembang petang ini kirana candra membayang
pada netraku dan netramu telanjang
memandang camar terbang lalulalang
seolah menarikan ribang tak terbilang

lima puluh tahun lalu
bidukku dan bidukmu beradu
dalam sebuah perjumpaan penuh misteri
di sebuah pelabuhan persinggahan hati

tak kuduga-duga
diriku yang lata engkau cinta
dengan kasih yang baka
dengan sabar nan daim adanya

diriku dan dirimu tlah menyatu
dalam sasmita ganjil namun padu
tarian dua insan rapuh
di bawah baskara mencoba tetap utuh

setelah lima dasawarsa
aku, pria dengan kursi roda
engkau sambut dengan ranum senyum yang sama
ternyata bukan dermaga ini, duhai dinda:
engkaulah pelabuhan hatiku sesungguhnya

***

desember 2021, untuk para pengarung samuderasmara

[ribang: kata arkaikĀ rindu; sasmita: isyarat tubuh]




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline