Lihat ke Halaman Asli

Purwanto (Mas Pung)

Pricipal SMA Cinta Kasih Tzu Chi (Sekolah Penggerak Angkatan II) | Nara Sumber Berbagi Praktik Baik | Writer

Guru Merancang Pembelajaran Bermakna, Siswa Bahagia

Diperbarui: 15 Januari 2023   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kegiatan pembelajaran IPA di SMPN 12 Tanjung Jabung Timur sekaligus Fasilitator Daerah Program PINTAR Tanoto Foundation.(Dok. KOMPAS.com/AYUNDA PININTA KASIH)

Rektor salah satu universitas swasta Jakarta pernah bercerita demikian. "Saya punya anak kelas 8. Suatu hari ia naik sepeda dan rantai sepedanya lepas. Ia berteriak, 'papa ini gimana sepedaku'. Lalu saya bilang, itu rantainya lepas. Pasang dong nak. Anak saya berteriak, 'aku ga bisa papa!'. Lalu Rector tersebut melontarkan pernyataan kepada kami, "Anak saya belajar apa di sekolah ya sampai tidak bisa pasang rantai sepeda yang lepas. Pembelajaran di sekolah tidak bermakna."

Cerita itu memunculkan pertanyaan refleksi, "Apa dan bagaimana guru merancang pembelajaran bermakna?"

Apa Itu Pembelajaran Bermakna?

Sebelum kita mengulas bagaimana guru merancang pembelajaran bermakna, baiklah kalau kita sepakati dulu apa itu pembelajaran bermakna. Pada artikel ini saya mau menggunakan gagasan Paulo Freire, seorang tokoh pendidikan dari Brasil yang terkenal dengan bukunya Pedagogy of the oppressed (Pendidikan Kaum Tertindas)

Gagasan Paulo Freire mengenai pembelajaran bermakna terkandung di dalam penjabarannya mengenai pendidikan yang membebaskan sebagai model pendidikan dialogis kritis. Salah satu ciri pendidikan dialogis kritis adalah pembelajaran dilaksanakan dengan hadap masalah (problem solving).

Materi pembelajaran adalah sesuatu (thing) yang ada dan dialami oleh siswa dalam kehidupan sehari-hari. Sesuatu itu kemudian digali (baca: direfleksikan) untuk ditemukan persoalan di dalamnya (konsientisasi-penyadaran), yang kemudian dicari jalan keluarnya. 

Dari pemikiran Paulo Freire, saya merumuskan bahwa pembelajaran bermakna (meaningfull learning) adalah proses pembelajaran hadap masalah.

Gambar Ilustrasi. Guru Merancang Pembelajaran Bermakna. Sumber gambar: https://www.wawasanpendidikan.com/

Pembelajaran Bermakna dalam Kurikulum Merdeka

Frase pembelajaran bermakna pertama kali muncul (sejauh ingatan saya) pada masa pendemi Covid-19. Pada saat sekolah melaksanakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) atau belajar dari rumah (BDR) dinas pendidikan secara intensif mendorong guru melaksanakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna. Frase itu kemudian menjadi popular pada penerapan kurikulum merdeka.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline