Lihat ke Halaman Asli

Bhayu MH

WIrausaha - Pelatih/Pengajar (Trainer) - Konsultan MSDM/ Media/Branding/Marketing - Penulis - Aktivis

Uang & Waktu

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

14219668491905908786

[caption id="attachment_392722" align="aligncenter" width="300" caption="Ilustrasi: Uang & Waktu (Sumber: discoveryhealing.com)"][/caption]

Karena saya seharian di luar ruangan dan offline, saya tidak tahu artikel yang saya unggah pagi hari Kamis (22/1) kemarin sempat jadi HeadLine (HL). Terima kasih kepada admin atas kesempatannya. Artikel berjudul "Awas! Razia Preman!" itu mendapatkan hits paling lumayan dari artikel-artikel saya sebelumnya yang sempat HL. Lebih dari 650 keterbacaan saat tulisan ini saya unggah. Sementara rata-rata artikel HL saya lainnya rata-rata hanya berkisar 150-200 hits saja.

Terkadang, memang seperti saya tulis, enak juga "hit and run". Jadi seperti "dapat durian runtuh" saat tahu artikel jadi HL atau TA. Tapi tidak enaknya, saya jadi tidak sempat mendokumentasikan.

Saat ini, bagi hidup saya, hidup nyata jauh lebih penting daripada hidup di dunia maya. Frankly speaking, money is number one.Jangan salah lho, kesannya saya "cowok matre" atau tidak ber-Tuhan. Justru keliru kalau membandingkan Tuhan dengan uang, karena itu tidak sebanding. Tuhan adalah “the supreme being”, uang itu kan cuma buatan manusia? Jadi, menomor-satukan uang juga bukan berarti hal lain seperti keluarga tidak penting. Itu cuma urusan skala prioritas saja.

Uang ternyata memang bisa menjamin banyak hal, termasuk urusan “keamanan”. Kalau misalnya, kita berpenampilan memadai, niscaya tak akan terjaring razia preman seperti tulisan saya kemarin. Hukum pun bisa “dibeli” bila uang ada. Seperti dengan menyewa pengacara handal untuk membereskan kasus yang dihadapi.

Harus diakui, dalam masyarakat kapitalis saat ini, uang adalah segalanya. Sayangnya, banyak orang yang tidak pandai mengelola waktu sehingga gagal menghasilkan uang.

Saya pun teringat pada selarik sajak yang ditulis salah satu dosen S-2 saya, Prof. Dr. Mulyadhi Kartanegara yang kini mengajar di Brunei Darussalam. Tulisan ini diunggah di status Facebook beliau pada 21 Januari 2015 kemarin. Marilah kita renungkan:

RENUNGAN MALAM

Salah satu kegagalan manusia
Adalah ketika ia tidak bisa berpacu melawan waktu.
Waktu adalah ibarat kerata yang selalu melaju.
Tak peduli apakah kita mengejarnya,
Atau hanya tingal diam saja.
Jangan kau kira ketika kau berjalan di tempat
Bahwa anda tidak ketinggalan.
Lihatlah kerata yang melaju cepat di depan matamu.
Membawa teman-temanmu yang berpacu bersama waktu.
Jangan salahkan siapapun ketika kawan-kawanmu
Berada jauh di depanmu.
Karena mereka berhasil menaklukan waktu,
Sementara kau diam termangu. Kau hanya bisa teriak,
Hei dia itu dulu temanku.
Wah hebat ya dia sudah berada jauh di depanku,
Sementara aku masih tetap di sini di tempatku yang dulu.


Catatan: Ini catatan harian untuk hari Kamis, 22 Desember 2015 yang diunggah Jum’at, 23 Januari 2015.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline