Lihat ke Halaman Asli

Berliani November

Mahasiswa : komunikasi

Rusia Lancarkan Serangan Udara Masif ke Ukraina di Tengah Upaya Diplomatik Trump

Diperbarui: 23 Agustus 2025   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bangunan perumahan di Lviv terkena serangan udara semalam sumber: Badan Perlindungan Lingkungan (EPA)

Moskow kembali menunjukkan agresi militer dengan melancarkan salah satu serangan udara terbesar dalam beberapa pekan terakhir terhadap Ukraina, menewaskan sedikitnya satu orang dan melukai puluhan lainnya.

 Serangan Dahsyat dengan Ratusan Drone dan Rudal

Pasukan Rusia meluncurkan gelombang serangan menggunakan 574 pesawat tanpa awak (drone) dan 40 rudal berbagai jenis dalam operasi pemboman skala besar yang terjadi semalam. Angkatan Udara Ukraina melaporkan berhasil mencegat dan menetralisir 577 dari total 614 proyektil yang ditembakkan.

Serangan ini menargetkan berbagai wilayah Ukraina, tidak hanya fokus pada front timur yang biasanya menjadi sasaran utama, tetapi juga menjangkau wilayah-wilayah barat yang relatif lebih aman.

Korban dan Kerusakan

Di kota Lviv, wilayah barat Ukraina, satu orang kehilangan nyawa akibat serangan drone dan rudal. Serangan tersebut juga merusak lebih dari 20 bangunan sipil, termasuk rumah-rumah warga dan fasilitas pembibitan.

Sementara di wilayah Transcarpathia, sebanyak 15 orang mengalami luka-luka ketika rudal jelajah menghantam sebuah perusahaan elektronik Amerika Serikat di kota Mukachevo. Fasilitas tersebut diketahui memproduksi mesin kopi dan peralatan rumah tangga lainnya.

 Diplomasi di Tengah Konflik

Serangan ini terjadi hanya beberapa jam setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menyelesaikan pembicaraan perdamaian dengan Presiden AS Donald Trump di Gedung Putih. Timing serangan tersebut menunjukkan sikap provokatif Rusia terhadap upaya diplomatik yang sedang berlangsung.

Zelensky menyatakan kesediaannya untuk bertemu langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di negara Eropa yang netral, seperti Swiss atau Austria. Namun ia menolak usulan Budapest sebagai lokasi pertemuan, mengingat hubungan dekat Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban dengan Moskow.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline