Lihat ke Halaman Asli

feri anto

Menulis untuk Indonesia

Interview Session: Deni, Pembelajaran Materi Sekolah melalui Guru Batik

Diperbarui: 26 Oktober 2021   09:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri.Guru Batik

Batik sejak dulu merupakan karya seni asli dari negara Indonesia. Dalam artian hanya bangsa Indonesia yang memiliki hak kekayaan intelektual akan batik. Batikpun pada jaman kerajaan-kerajaan dulu di Indonesia,dipakai oleh para raja. Hasil budaya yang adiluhung ini menjadi penanda status sosial,dan sarat akan makna. Hanya orang dengan status social tinggi yang bisa memakai motif-motif tertentu.Rakyat biasa tidak boleh memakai motif untuk para bangsawan & raja.


Beruntunglah kini kita bisa memakai motif batik tanpa harus melihat status social kita.Kemajuan jaman dan teknologi memungkinkan kita untuk bisa memakai batik dengan desain,dan bahan yang berbeda. Untuk tiap even yang berbeda pula. Dijogja ada sebuah usaha batik,yang tergolong unik.Usaha ini mengambil desain batik sesuai dengan beberapa mata pelajaran disekolah; matematika,olaraga dan kimia.Motif-motif dari batik miliknya terinspirasi dari mata pelajaran yang ada di sekolah. 

Deni sebagai pemilik brand Guru Batik,bercerita tentang awal mula ia menekuni usaha batik ini. “Awalnya dari PKM (Program Kreatifitas Mahasiswa) tahun 2015.Saya dan teman-teman mengajukan proposal kewirausahaan mengenai batik.Karena berhasil berkembang,akhirnya diteruskan sampai sekarang”.

Dok.Guru Batik

Di Guru Batik, Deny selaku pemilik usaha ini mempunyai konsep yang menarik. Dirinya ingin agar konsumennya melihat ada kemungkinan lain, selain motif-motif lawas yang sudah lebih dulu dikenal. “Keunikan produk Guru Batik adalah memiliki motif unik sesuai dengan mata pelajaran di sekolah, seperti motif matematika,olahraga, dan kimia.

Konsep ini terinspirasi ketika menjalani kuliah dan praktek mengajar di lapangan,ternyata banyak ornament dalam mata pelajaran yang menarik untuk bisa diangkat menjadi motif batik”.

Harga yang ditawarkan disini juga masih tergolong ramah dikantong. “Harga batik cap Rp 150.000,-, sedangkan untuk cap kombinasi tulis Rp 250.000,-.

Dok.Guru Batik

Deni merupakan satu-satunya orang yang menjadi pebisnis di keluarganya. Ia ingin menantang dirinya sendiri. “Tidak ada mas…hehe..,soalnya keluarga tidak ada yang latar belakangnya bisnis,jadi ini keinginan saya untuk menantang diri sendiri, bisa sampai mana to…kalau mencoba bisnis”, jelas Deni yang menyukali warna hitam ini.

Persaingan bisnis secara internasional kedepannya akan semakin keras. Namun menurut Deni,Indonesia tidak perlu berkecil hati,karena Indonesia juga mempunyai daya saing yang kuat. “Era persaingan bisnis internasional sangat sengit,kebanyakan kalau saya lihat bersaing memberikan harga yang murah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline