Lihat ke Halaman Asli

Berbahagialah yang Percaya, Sabda-Nya akan Terlaksana!

Diperbarui: 31 Mei 2021   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Bacaan  Senin, 31 Mei  2021

Luk1 :39 Beberapa waktu sesudah kedatangan Malaikat Gabriel, bergegaslah Maria ke pegunungan menuju sebuah kota di Yehuda. 40 Di situ ia masuk ke rumah Zakharia dan memberi salam kepada Elisabet. 41 Dan ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, 42 lalu berseru dengan suara nyaring: "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. 43 Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? 44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan. 45 Dan berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana." 46 Lalu kata Maria: "Jiwaku memuliakan Tuhan, 47 dan hatiku bergembira karena Allah, Juruselamatku 48 sebab Ia telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya. Sesungguhnya, mulai dari sekarang segala keturunan akan menyebut aku berbahagia, 49 karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadaku dan nama-Nya adalah kudus. 50 Dan rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. 51 Ia memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya dan mencerai-beraikan orang-orang yang congkak hatinya; 52 Ia menurunkan orang-orang yang berkuasa dari takhtanya dan meninggikan orang-orang yang rendah; 53 Ia melimpahkan segala yang baik kepada orang yang lapar, dan menyuruh orang yang kaya pergi dengan tangan hampa; 54 Ia menolong Israel, hamba-Nya, karena Ia mengingat rahmat-Nya, 55 seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang kita, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya." 56 Dan Maria tinggal kira-kira tiga bulan lamanya bersama dengan Elisabet, lalu pulang kembali ke rumahnya.

Renungan

Membandingkan "putusnya" kisah kasih Kaesang dengan Felicia yang muncul ke publik, dengan putusnya kisah kasih famili, sebut saja RomeoYuliet, kisah kasih Kaesang dan Felicia belum seberapanya. Kisah kasih Romeo Yuliet berantakan setelah Romeo memutuskan kasihnya tiga hari menjelang hari H perkawinan mereka. Undangan sudah beredar, catering sudah dilunasi, gedung pertemuan buat resepsi sudah diberesi, singkat kata semua sudah okey, namun relasi kasihnya yang dibangun hampir selama sepuluh tahun, hancur pada tujuh puluh dua jam menjelang saat peresmian pernikahannya. Dalam situasi keruh, kalang kabut begitu, banyak suara berseliweran. Suara siapakah yang mesti didengar?

Bacaan Injil hari ini menarasikan dampak mendengar suara Tuhan bagi orang beriman. Perikope yang mendahului teks Injil mengisahkan Zakharias dan Elisabet yang lanjut usia, tapi belum dikarunia anak. Malaikat datang kepada Zakharias bahwa istrinya akan mengandung. Apa kata dunia, lihat orang lanjut usia mengandung? Ia tidak percaya, bisu jadinya. Ia  tidak mendengarkan Tuhan, putuslah komunikasinya  dengan Tuhan dan sesama.  

Bersuami istri, mengandung dan punya anak merupakan berkat. Sedangkan mandul adalah kutukan. Dengan mengandung sekalipun di usia lanjut, Elisabet mendapat tanda nyata terbebaskan dari paham kutukan  kemandulan.  Sementara Maria yang belum bersuami harus mengandung, merupakan kutukan. Wauw mana bisa?  Mengandung saat belum bersuami, merupakan aib, dipandang zinah dengan resiko dirajam Dalam situasi kalang kabut, Maria mendengarkan apa yang dikatakan Tuhan. "Aku ini hamba Tuhan terjadilah padaku menurut perkataan-Mu". Maria mengiyakan Tuhan, ia mengandung. Dan Tuhan memberi solusi atas perkaranya. Terbebas dari kutukan zinah..

Selanjutnya Maria bersilaturahmi ke Elisabet,. Maria jalin relasi, solider, menemani Elisabet yang mengandung saat lanjut umurnya.   Maria masuk dan memberi salam kepada Elisabet. Ketika Elisabet mendengar salam Maria, melonjaklah anak yang di dalam rahimnya dan Elisabetpun penuh dengan Roh Kudus, : "Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan". Kedatangan Maria yang penuh Roh Kudus dengan Yesus di rahimnya, menjadikan Elizabet pun penuh dengan Roh Kudus. Elizabet dan Maria, keduanya terberkati. Mereka menjadi model orang yang berbahagia karena mendengarkan apa yang dikatakan Allah terlaksana. " ... berbahagialah ia, yang telah percaya, sebab apa yang dikatakan kepadanya dari Tuhan, akan terlaksana"

Dengan mengamini Tuhan, Maria semakin terberkati. Segala keturunan akan menyebutnya berbahagia, karena Yang Mahakuasa telah melakukan perbuatan-perbuatan besar kepadanya. Rahmat-Nya turun-temurun atas orang yang takut akan Dia. Maria semakin  memuliakan Tuhan, dengan hati bergembira karena Allah, Juruselamat.  Sebab Allah telah memperhatikan kerendahan hamba-Nya; memperlihatkan kuasa-Nya dengan perbuatan tangan-Nya; mencerai-beraikan yang congkak hatinya;  menurunkan yang berkuasa dari takhtanya; meninggikan yang rendah; melimpahkan segala yang baik kepada yang lapar; menyuruh yang kaya pergi dengan tangan hampa; menolong Israel, hamba-Nya; mengingat rahmat-Nya, seperti yang dijanjikan-Nya kepada nenek moyang, kepada Abraham dan keturunannya untuk selama-lamanya. Ini semua merupakan buah-buah mendengarkan suara Tuhan pada saat mengalami kegaduhan keriuhan, kekeruhan kehidupan.

Apa yang dapat dipetik dari permenungan ini? Jika menghadapi masalah serupa, apakah akan bersikap seperti Kaesang dan Felicia? Suara siapakah yang didengarkan, saat mengalami kegalauan kehidupan? Suara Tuhan, suara diri, atau suara setan yang berseliweran? Sungguhkah berbahagia mendengarkan suara Tuhan?  Di jaman now, masih dapatkah percaya apa yang disuarakan Tuhan akan terlaksana?  Pernahkah berlaku seperti Zakharia dan Maria masa kini,di sini?

Yang mendengarkan suara Tuhan, hidup benar sebagai manusia benar dengan Allah benar yang kasih-Nya tanpa batas. Hidup penuh syukur,  sukacita,  semangat, jadi berkat, pada saat untung dan malang, suka dan duka, sehat maupun sakit.  Ini  misteri. Sabda-Nya  terlaksana.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline