Bacaan, Kamis 22 April 21 Roti Hidup (Yohanes 6:44-51)
Yoh 6 : 44 Tidak ada seorangpun yang dapat datang kepada-Ku, jikalau ia tidak ditarik oleh Bapa yang mengutus Aku, dan ia akan Kubangkitkan pada akhir zaman. 45 Ada tertulis dalam kitab nabi-nabi: Dan mereka semua akan diajar oleh Allah. Dan setiap orang, yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa, datang kepada-Ku. 46 Hal itu tidak berarti, bahwa ada orang yang telah melihat Bapa. Hanya Dia yang datang dari Allah, Dialah yang telah melihat Bapa. 47 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya, ia mempunyai hidup yang kekal. 48 Akulah roti hidup. 49 Nenek moyangmu telah makan manna di padang gurun dan mereka telah mati. 50 Inilah roti yang turun dari sorga: Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati. 51 Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia."
Renungan
Apa perbedaan mendasar antara kampret makan serangga dengan manusia makan nasi dan kawan-kawan? Perbedaan mendasarnya bukan terletak pada bahan, bentuk, rasa, akibat dan tata cara makannya. Sejak dulu, kini dan yang akan datang ya seperti itulah model kampret berburu dan makan serangga. Begitu nalurinya. Ajek, tidak ada perubahan mendasar. Kampret hidup untuk makan Kampret makan serangga alamiah sifatnya. Kejar serangga langsung caplok. Begitu seterusnya, diwariskan dari satu generasi ke generasi. Beda dengan manusia. Manusia makan tidak melulu alamiah. Manusia mengolahnya. Dari bahan dasar padi misalnya manusia mengubahnya menjadi nasi goreng, nasi gurih, nasi "aking", "intip" goreng, arem-arem, tepung beras, bubur, kerupuk,dan mijikuhibiniu lainnya. Berkat kecerdasannya manusia membudayakan dunia makan. Manusia belajar makan. Kenal sendok porok, tidak asal caplok. Belajar membangun kemanusiaan, kebudayaan, peradaban, dan kehidupan. Manusia makan untuk menjadi semakin manusiawi, berbudaya, beradab, dan hidup yang lebih hidup. Bukan menjadi kampret.
Perikope Injil hari ini terkait dengan makanan spesial bagi manusia bertipe spesial. Apa makanan manusia spesial? Untuk menemukan jawabannya, cermati teks dengan tekun dan teliti. Dengan memfokuskan pencermatan pada pelaku dan hal-hal yang berkaitan dengannya, maka dapatlah dirangkum gambaran tentang pelaku-pelakunya, yaitu Allah, Yesus dan manusia. Siapa Allah? Lewat perikope ini Allah digambarkan seperti tertulis dalam kitab nabi-nabi : Yang mengajar semua orang. Yang berelasi sebagai Bapa. Yang menarik orang untuk datang kepada Yesus. Sedangkan Yesus diwartakan sebagai utusan Bapa. Yang membangkitkan yang datang kepada-Nya pada akhir zaman. Yang dari Allah. Yang telah melihat Bapa. Roti hidup. Roti yang turun dari sorga. Roti hidup yang telah turun dari sorga. Yang memberikan roti daging-Nya untuk hidup dunia'
Lantas siapa manusia? Berdasarkan rincian gambaran manusia yang ditemukan, dapatlah dipilah dua macam manusia, tipe umum dan spesial. Manusia bertipe spesial adalah manusia yang diajar Allah. Yang telah mendengar dan menerima pengajaran dari Bapa.Yang ditarik Bapa untuk datang kepada Yesus.Yang dibangkitkan Yesus pada akhir zaman,. Yang percaya pada Yesus. Yang makan roti daging Yesus. Yang makanan spesialnya Diri Yesus. Dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budi, melakoni hidup dan kehidupannya semakin BER -SEROTI, SEDAGING, SETUBUH, SERAGA, SEJIWA, SEROH, SESEMANGAT, SEVISI, SEHIDUP, SEDIRI dengan Yesus yang memberikan Diri.. Sehingga mengalami kebangkitan, tidak akan mati, hidup selama-lamanya, hidup kekal. Menemukan hidup bersama dan bersatu dengan Allah dan Yesus Kristus. Hidup insani berkualitas ilahi.
Sedangkan manusia tipe umum adalah manusia seperti nenek moyang yang diajar Allah, sekalipun telah makan manna di padang gurun dan telah mati, namun tidak mendengar dan menerima pengajaran-Nya .Yang ditarik Bapa tetapi tidak mau atau gagal mendatangi Yesus. Yang karena kegagalannya mendatangi, mendekati, menyatu dengan AllahdanYesus, tidak mengalami dibangkitkan pada akhir zaman,. Yang tidak percaya pada Yesus. Yang tidak makan roti daging Yesus. Yang "ngemohi" Yesus. Yang tidak dengan segenap hati, jiwa, kekuatan dan akal budi, melakoni hidup dan kehidupannya agar semakin BER -SEROTI, SEDAGING, SETUBUH, SERAGA, SEJIWA, SEROH, SESEMANGAT, SEVISI, SEHIDUP, SEDIRI dengan Yesus Sehingga mengalami kematian, tidak hidup sejati, terpisah dari keabadian Allah.
Sungguhkah mengalami Allah yang mengajar, yang berelasi sebagai Bapa, yang menarik orang untuk datang kepada Yesus? Sungguhkah mengalami Yesus utusan Bapa yang membangkitkan? Termasuk tipe manusia manakah diri ini? Manusia bertipe spesial hidup penuh syukur sukacita semangat, jadi berkat, Ini misteri. Ber-seTUBUH, seROH,seHIDUP dengan Yang Ilahi!