Lihat ke Halaman Asli

Lo Kheng Hong, "Warren Buffett Indonesia"

Diperbarui: 10 November 2023   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Lo Kheng Hong, yang sering dijuluki Warren Buffett-nya Indonesia, telah berkecimpung dalam dunia investasi pasar saham selama lebih dari 30 tahun. Kisah suksesnya terungkap ketika SAHAM (saham) menjadi bagian integral dalam hidupnya, membuka pintu bagi koneksi dengan individu-individu yang berpendidikan tinggi. Dalam seminar Investor Forum Terdahsyat 2023, Lo Kheng Hong menceritakan perjalanannya dari menjadi pegawai bank selama lebih dari satu dekade hingga menyadari bahwa saham adalah pilihan investasi terbaik karena kesederhanaannya dan keuntungan yang besar.

Filosofi investasi Lo Kheng Hong berkisar pada Membaca, Berpikir, dan Berinvestasi (RTI). Membaca untuk mendapatkan pengetahuan, berpikir untuk menganalisis potensi dampak, dan berinvestasi di momen yang tepat adalah kunci suksesnya dalam investasi pasar saham.

Baginya, membaca merupakan sumber inspirasi, terutama saat mendalami laporan keuangan suatu perusahaan. Berbekal informasi tersebut, analisis kinerja perusahaan sasaran menjadi lebih mudah diakses sehingga membantu dalam proses pengambilan keputusan apakah akan berinvestasi atau tidak.

"Tidak ada cara lain untuk menjadi investor sukses, Anda harus banyak membaca laporan keuangan," tegasnya.

Menurut Lo Kheng Hong, harta terbesar terletak di pasar saham. Untuk menjadi investor yang menguntungkan, memilih saham yang undervalued sangatlah penting. Dia secara metaforis menggambarkan pasar saham sebagai tempat di mana saham-saham bernilai tinggi dijual dengan harga kendaraan murah, menekankan pentingnya memilih dengan bijak untuk menghindari kerugian yang signifikan.

Berinvestasi di pasar saham juga harus fokus pada perusahaan yang memiliki keuntungan besar. Untuk menentukan hal ini, pembacaan laporan keuangan secara menyeluruh, menghitung margin keuntungan, dan memahami laba atas ekuitas (ROE) sangatlah penting.

Lo Kheng Hong menyarankan untuk berinvestasi pada masa-masa sulit, karena harga saham cenderung lebih rendah di tengah gejolak ekonomi dan politik. Hal ini memberikan peluang bagi investor untuk membeli dan menahan saham hingga kondisi pasar membaik.

"Kalau semuanya buruk, semuanya murah, semuanya didiskon. Itu saatnya beli dan tahan sampai harga naik," jelasnya.

Setelah saham suatu perusahaan besar dibeli, langkah terbaik berikutnya adalah 'tidur', yang berarti menyimpannya tanpa gangguan terus-menerus selama jangka waktu tertentu. Hal ini membutuhkan kesabaran, karena kekayaan sejati tidak datang dari seringnya membeli dan menjual, namun dari menunggu investasi tumbuh seiring berjalannya waktu.

"Uang besar tidak datang dari perdagangan saham tapi dari penantian. Masalah yang dihadapi investor saat ini adalah mereka tidak ingin menjadi kaya secara perlahan," ujarnya.

Lo Kheng Hong menyadari bahwa banyak orang yang tidak percaya bahwa saham adalah investasi terbaik, sehingga sering kali memilih properti atau menyimpan uang di deposito. Ia mengaitkan hal ini dengan kurangnya pengetahuan tentang saham dan menekankan bahwa, meskipun lebih menyukai bentuk investasi lain, ia sangat yakin bahwa saham adalah pilihan terbaik.

Kisahnya mencerminkan dedikasinya terhadap pembelajaran berkelanjutan, analisis mendalam, dan keyakinan terhadap potensi pasar saham Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline