Lihat ke Halaman Asli

"Move On 9", Gelisah Tak Pasti

Diperbarui: 24 April 2018   11:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

https://pxhere.com

"Bukannya sumpah dan janji adalah sesuatu yang tak pasti?" 

     Sumpah dijadikan sebagai alat untuk meyakinkan sesuatu di masa depan. Ia menjadi perlu dalam hal tertentu : misalnya, akan tetap bersama sampai mati. Sementara janji sebagai alat untuk menggambarkan harapan. Tetapi keduanya tak pasti. Namun keduanya menjadi perlu sebagai alat kemesraan.

     Di kala masih hubungan, Sugih sering melontarkan sumpahnya bahwa dia nggak bakal meninggalkan Sinta. Dia juga berjanji bahwa cintanya kepada Sinta tak tergantikan oleh wanita mana pun. Namun sumpah dan janji itu hanya speech. Pada kenyataannya Sugih tidak bisa memegang omongannya.

"Ngapain coba. Kamu ngarepin cintanya?" kata Susi. "Sekarang dia sudah sama cewek lain."

"Duuh, biarin. Aku yakin dia masih mencintaiku," timpal Sinta. 

     Saat Sinta mengenang Sugih, ia teringat ucapan-ucapan mesra dengan intonasi suara lembutnya, Sugih. Ucapan itu menyesakan dada Sinta. Ia benci tapi rindu. Ia kesal namun sayang. Sedetik rindu melintas. Seluruh waktu kembali : kenangan masa lalunya. Terbayang. 

     Kenangan-kenangan bareng Sugih, rupanya mendiamkannya. Bahkan sahabatnya mengajak ke tempat hiburan pun dia tak mau. Ia lebih suka berdiam diri. 

"Tumben sendiri," kata Parto. "Mana Sinta, Sus? Kok ndak bareng kamu?" 

"Sinta sedang gelisah," jawab Susi. 

"Gelisah kok kayak orang galau."

"Emangnya, gelisah dan galau beda, To?"

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline