Lihat ke Halaman Asli

Very Barus

Writer, Traveler, Photographer, Videographer, Animal Lover

Single, Married & Divorced (Part 1)

Diperbarui: 22 Februari 2021   12:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

foto:dokpri

Pada tulisan ini, saya akan berbagi kisah tentang ketiga status di atas, Single, Married & Divorced. Mungkin saya akan buat menjadi tiga bagian (3 part) agar kisahnya tidak terlalu tipis-tipis mengupasnya. Pada bagian pertama (part 1), saya akan mengupas tentang status single alias melajang alias belum menikah. 

Selamat membaca...

Status hidup seseorang yang masih single, Menikah atau bercerai tentu ada disekitar kita bahkan pada orang-orang terdekat kita. Saya yakin, anda atau mereka memiliki teman, kerabat atau kolega yang menyandang salah satu dari tiga status di atas. Sama halnya seperti saya. Saya memiliki sahabat-sahabat dekat yang memiliki status seperti di atas.  Masih single alias belum menikah meski usia mereka sudah bukan di angka "warning" lagi melainkan sudah memasuki angka menjelang expired untuk ditanyai kapan menikah.

Mungkin orangtua atau kerabat mereka sudah jenuh menanyakan "Kapan menikah?" bahkan mereka juga sudah mau muntah mendapat pertanyaan-pertanyaan yang itu dan itu lagi setiap tahunnya. Sama halnya seperti menonton film Warkop DKI di TV yang setiap Lebaran selalu diputar ulang dari tahun ke tahun. Bosan, kan?

Seperti saya, meski saya tahu mereka belum menikah diusia yang sudah memasuki pertengahan angka 30 hingga pertengahan usia 40 bahkan ada juga yang sudah bertengger di usia emas alias 50 tahun, tapi, status mereka masih tetap single. Bagi saya, tentu ada alasan tersendiri atau juga ada pergumulan yang teramat berat yang mereka alami, rasakan hingga perjuangan di status single mereka. Bahkan mereka pasti pernah memohon pada Sang Pemberi Jodoh agar dimudahkan jodoh mereka. 

Tapi, penantian dan pencarian mereka masih belum membuahkan hasil, hingga akhirnya mereka masih belum juga memiliki pasangan hidup. Kita tidak perlu menambah beban mereka dengan pertanyaan-pertanyaan basi yang semakin membuat mereka tidak nyaman.

Sebagai sahabat, status menikah,sudah menikah atau bahkan bercerai itu tidak menjadi prioritas. Sejauh dia, sebagai sahabat sangat baik, bermanfaat juga menjadi part of your best friends, kenapa harus dipusingkan dengan status legalitas?  Apakah dengan tidak menikah membuat anda resah dan gelisah? Apakah kehidupannya menjadi bagian dari tanggung jawab anda? Tentu tidak, bukan?

Terkadang, tanpa kita tanya, biasanya mereka juga akan curhat akan keresahan akan status mereka yang masih single. Kebanyakan sih mereka lebih memikirkan orang-orang sekitarnya. Misal orangtua dan saudara yang sering diserbu pertanyaan dari tetangga atau kerabat orangtua. Misal,"eh, anak lu, si Anu sudah menikah belum? Usianya kan sudah matang? Hati-hati jangan sampai nggak laku lho."

Orangtua mana yang hatinya tidak teriris-iris yang setiap kali menghadiri acara kumpul-kumoul dengan kerabat mereka selalu mendapat serangan fajar pertanyaan-pertanyaan seperti itu. Oleh sebab itu, kenapa orangtuanya juga bertanya Kembali kepadanya soal status kesendiriannya.

"Sebenarnya gue tidak terlalu merisaukan status gue yang masih single. Emang lu pikir gue nggak capek minta dicomblangi? Buktinya, sampe sekarang tetap saja jodoh gue belum ketemu," ujar Mawar (nama palsu) tentang statusnya  yang masih single meski usianya sudah memasuki angka 40 something. "Yang gue pikirin bokap nyokap gue. Mereka sering dinyinyirin teman-teman mereka gara-gara status gue belum menikah. Padahal, gue single atau merit mereka nggak gue rugikan, lho." Tambahnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline