Lihat ke Halaman Asli

Kualitas SDM dalam Perspektif Pendidikan Moral

Diperbarui: 17 Juni 2015   12:18

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar urutan ke-4 di dunia,di samping itu Indonesia juga memiliki kapasitas Sumber Daya alam yang melimpah jumlahmya. Akan tetapi yang menjadi pertanyaan adalah “Mengapa Negara kita dengan jumlah SDA yang melimpah kita gagal mengelolanya dengan bijak ?”.

Maju / mundurnya sebuah negara ditentukan oleh kualitas SDM yang dimiliki tiap warga negaranya.Apabila negara memiliki kualitas SDM yang berkualitas maka akan mampu mengelola SDA dengan bijak & kesejahteraan bangsa akan terjamin.Begitu pula dengan sebaliknya,apabila SDM nya rendah dipastikan negara itu akan gagal mengelola SDA yang tentunya akan membuat negara akan sulit bangkit dan bersaing di sebuah era kompetisi global.

Inilah permasalahan klasik yang sedang dihadapi negara kita bagaimana membangun sebuah peradaban bangsa yang memiliki SDM berkualitas.SDM dikatakan berkualitas apabila cerdas dalam 2 hal.yaitu:Cerdas Akademik & Cerdas Moral.Seseorang dikatakan cerdas akademik apabila mampu menguasai ranah kognitif & psikomotorik.Sedangkan dianggap cerdas Moral apabila seseorang mampu menguasai ranah Afektif.

Permasalahan bangsa Indonesia sendiri sebenarnya terletak pada krisis moral,yang berarti banyak orang cerdas secara akademik tetapi nol besar dalam hal moral.Banyaknya kasus korupsi menjadi salah satu indikator vital yang memvisualisasikan bagaimana bobroknya moral bangsa kita.Tentunya dalam membangun sebuah negara maka yang harus diperbaiki terlebih dahulu adalah moralnya dulu,baru nanti kita bicara soal keahlian / skill,seperti dalam syair lagu Indonesia Raya ‘Bangunlah Jiwanya.Bangunlah Badannya”.

Dalam hal ini pendidikan memegang peran utama dalam membentuk SDM yang berkualitas (Cerdas akademik & moral).Akan tetapi kualitas pendidikan negara kita pun masih banyak hal yang perlu dibenahi baik dari segi fisik maupun segi mindset.Dari segi fisik masih banyak kondisi sekolah di daerah perbatasan yang kurang mendapat perhatian dari pemerintah,bangunan sekolah yang tidak layak,jumlah pendidik yang kurang,maupun akses ke sekolah yang masih sulit ditempuh para siswanya.

Dari segi mindset sendiri Pendidikan kita masih membanggakan aspek kuantitatif dibanding aspek kualitatif.Siswa dituntut meraih setinggi-tingginya jika ingin diberi predikat pandai oleh gurunya.Dengan mindset yang salah kaprah seperti ini maka orientasi siswa adalah bagaimana cara meraih nilai baik dan mengesampingkan aspek moral dengan menghalalkan segala cara.Jika kecurangan UN tiap tahun meningkat maka hal tersebut adalah hal lumrah apabila mindsetnya saja tidak segera diubah.

Oleh sebab itu di sini Pemerintah harus lebih menggalakkan kembali pendidikan moral pada generasi muda dalam hal ini adalah mata pelajaran PPKn dan Pend.Agama.Selain itu setiap anak sejak dini harus dibiasakan bersikap jujur,saling menghargai dan bertanggung jawab.Begitu juga kurikulum pendidikan juga harus memuat aspek moral dimana didalamnya harus memuat 50 % pengetahuan & 50 % akhlak/moral Dalam pengaplikasiannya nanti setiap sekolah dalam sistem penilaiannya tidak hanya diukur dari sisi kognitif saja,tetapi juga sisi Afektif.Banyak indikator yang bisa dijadikan acuan sekolah dalam menilai siswanya dalam hal afektif,seperti:Gaya berpakaian,sopan santun,dan sikap menghargai orang lain,selain itu masih banyak lagi

Dengan begitu akan tercipta sebuah generasi muda yang memiliki kapabilitas SDM yang berkualitas yang cerdas baik secara akademiik maupun cerdas secara moral.Selain itu sebagai guru seharusnya memberikan keteladanan bagi para siswanya karena bagaimanapun guru juga akan membentuk watak & kepribadian siswanya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline