Lihat ke Halaman Asli

Stop Gunakan Istilah Jokowi-Hater & Prabowo Hater!

Diperbarui: 23 Juni 2015   22:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bangsa ini telah kehilangan kesantunan warisan nenek moyang. Caci-mencaci, saling merendahkan, saling hina membabi-buta, kini merambah di jiwa-jiwa anak bangsa yang dulunya, nenek moyang mereka adalah orang-orang bermartabat dan memiliki sopan-santun.
.
Dan saling mencaci dan memfitnah terjadi di media-media sosial online. Caci-mencaci terhadap capres yang tidak disukainya terjadi. Karena saking cintanya dengan capres pilihannya, capres bukan pilihannya dihina membabi buta.
.
Istilah Jokowi-hater dan Prabowo-hater pun terjadi. Seolah-olah menggambarkan bahwa ada sekelompok orang yang tidak menyukai kedua tokoh tersebut.
.
Seharusnya, kedua istilah itu jangan digunakan. Dengan dua istilah itu seakan-akan menjudge dua pengertian; orang yang memilih Jokowi adalah Prabowo hater, sedang orang yang memilih Prabowo adalah Jokowi Hater.
.
Sehingga jika salah satunya sebagai pemenang. Maka timbul pembenaran alasan kekalahan, "Kalah karena pembenci capres ini, lebih banyak dari capres itu".
.
Apapun yang terjadi sekarang, kita telah disodorkan dua mualim yang sedang menakhodai kapal yang karam. Dan kita dipaksa untuk masuk kapal tersebut.
.
Dengan hati nurani kita yang paling dalam, dengan mendekatkan pada diri kepada Tuhan Yang Maha Berkehendak, kita minta petunjuk memilih, mualim mana yang mampu membawa kapal yang karam ini sampai ketujuan, tidak tenggelam di tengah jalan.
.
Jadi, hilangkan istilah Jokowi-hater dan Prabowo-hater. Terlepas masa-lalu, garis-keturunan, dosa-dosa masa lalu, kegagalan yang pernah dialami, siapa dibalik mereka, kita telah dihadapkan dua tokoh terbaik anak bangsa, yakni Jokowi dan Prabowo. Dan siapapun yang terpilih nantinya, kita harapkan dapat mampu membawa Indonesia ke arah lebih baik.
.
.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline