Lihat ke Halaman Asli

Baptista EzraVarani

Mahasiswa di Universitas Katolik Parahyangan

Geladi Hominisasi 2

Diperbarui: 3 Oktober 2022   14:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Geladi Hominisasi adalah kegiatan yang diadakan oleh PPI LPH Universitas Katolik Parahyangan yang wajib diikuti oleh seluruh mahasiswa universitas. Kegiatan ini secara singkat bertujuan untuk membentuk insan yang berpendidikan, berpikiran kritis, dan belajar mencintai negara lewat akal yang kritis dan perilaku positif. 

Saya berpartisipasi aktif dalam kegiatan Geladi Hominisasi pada hari Minggu, 2 Oktober 2022. Sebelum hari kegiatan, saya mengerjakan tugas pra geladi yang berisi instruksi untuk menonton pilihan film dokumenter budaya Indonesia dan memilih syair favorit dari lagu Indonesia Raya. 

Saya memilih untuk menonton film dokumenter Mie Belitung yang merupakan Mie khas dari Indonesia yang merupakan kombinasi dari budaya kuliner China, Eropa, dan Indonesia. Kemudian, saya  menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar topik dan pertanyaan-pertanyaan mengenai pentingnya peranan generasi muda dalam melestarikan budaya, lingkungan, keselamatan hewan-hewan langka di era globalisasi. 

Pada hari Minggu, saya bergabung dalam kegiatan Hominisasi ini yang diadakan secara online lewat aplikasi zoom. Saya dimasukkan ke dalam kelompok 7 dengan membawa tema Hari Batik Nasional dan Hari Batik Internasional, bertepatan dengan Hari Batik Nasional . Kegiatan berlangsung selama 6 jam, dari pukul 08.00 pagi sampai pukul  13.00 siang. 

Perlu diketahui, kegiatan ini bukanlah sebuah seminar melainkan sebuah kegiatan yang menekankan pada keaktifan mahasiswa/i. Para dosen dan pengawas hanya sebagai fasilitator dan pengatur instruksi acara saja. Selama 6 jam, tiap kelompok akan dibagi ke dalam breakout room untuk mempersiapkan presentasi mengenai topik yang ditentukan. Sebelum masuk ke breakout room, kami diberi arahan mengenai struktur presentasi yang terdiri dari pembukaan, isi, dan penutup. 

Pembukaan harus mencakup fokus subjek/objek masalah, data yang mewakili masalah, kapan dan di mana masalah terjadi. Bagian isi mencakup analisis masalah yang menggunakan teknik Strength, Weakness, Opportunity, and Threat atau SWOT. Strengths dan Weaknesses bersifat internal sedangkan Opportunities dan Threats bersifat eksternal. 

Bagian penutup berisikan kesimpulan dan punchline dari keseluruhan presentasi. Dalam breakout room 7, saya dan teman-teman sekelompok mendiskusikan, bertukar pikiran tentang apa yang akan dipresentasikan. Tiap kelompok bebas memilih gaya presentasi, entah drama, talkshow, yang penting tidak memakai slide presentasi. 

Durasi presentasi adalah 4 menit dan tiap anggota kelompok wajib berbicara dan aktif berdiskusi.  Saya mengusulkan untuk memakai gaya debat untuk presentasi kami, dan semua anggota kelompok setuju dengan gagasan itu. Dari 7 anggota, satu dipilih menjadi moderator, 3 orang menjadi kelompok pro, 3 lainnya menjadi kelompok kontra. Kami mengangkat tema batik nasional dengan urgensi anak muda dalam melestarikan batik. 

Secara garis besar, kelompok kontra berpendapat bahwa batik sudah kuno dan tidak memiliki urgensi kelestarian. Kelompok pro berpendapat bahwa batik perlu dilestarikan karena potensi ekonomi, dan nilai budaya dan sejarah yang terkandung dalam batik. Setelah 45 menit persiapan, kami kemudian berkompetisi dengan 3 kelompok lainnya untuk memperebutkan kursi perwakilan ke babak final sebagai kelompok dengan presentasi terbaik dari segi gaya, penyampaian informasi, dan kelengkapan struktur presentasi. 

Di babak pertama, kelompok kami menang dan dipilih menjadi perwakilan. Di babak final, kami berkompetisi dengan 2 kelompok lainnya. Berkat kerja sama dan kesiapan kelompok, kami mendapat posisi pertama kelompok terbaik dari lomba presentasi ini. Di akhir kegiatan, kelompok kami diberi hadiah dan beberapa pengumuman tentang tugas pasca geladi. Kegiatan diakhiri dengan doa.

Dari kegiatan hominisasi, saya belajar untuk menjadi seorang manusia yang tidak hanya berkata-kata tetapi berani bertindak. Kalaupun hanya dapat berkata-kata, setidaknya kata-kata yang keluar dari mulut saya bermutu dan dapat mencerahkan pikiran orang di sekitar saya. Geladi hominisasi membantu saya untuk melihat lebih dalam apa artinya menjadi seorang warga negara yang baik, meskipun hanya seorang mahasiswa. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline