Lihat ke Halaman Asli

"Hipocrates Oath" dan Ilmu Persuasi

Diperbarui: 1 Juni 2016   11:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamarin saya menonton film ESCAPE PLAN di salah satu Bioskop TV. Film yang dibintangi Sylvester Stallone dan Arnold Schwarzenegger ini bercerita tentang seorang mantan pengacara yang berkarir untuk menguji tingat keamanan penjara.

Singkat cerita, Stallone yang berperan sebagai Portos, dijebak dan dimasukkan ke sebuah penjara yang berbeda dari biasanya. Ia harus melarikan diri kalau tidak ingin tinggal selamanya di situ. Di sinilah, adegan demi adegan disuguhkan persis seperti judulnya.

Ada sebuah adegan dimana Stallone perlu mempengaruhi seorang dokter di penjara tersebut untuk membantunya melarikan diri. Tak ada pilihan lain. Ia menggunakan "Hipocrates Oath" untuk mempengaruhi dokter tersebut.

Saya kemudian jadi teringat adegan serupa di film 3 IDIOTS. Film yang dibintangi Ameer Khan dan Kareena Kapoor ini merupakan salah satu film India yang cukup banyak peminatnya. Saat itu, Amir Khan mendapat telepon bahwa ayah temannya sedang sakit parah dan harus segera dibawa ke rumah sakit. Sayangnya, ambulan yang di panggil tak kunjung datang.

Ia pun memaksa Kareena, yang juga seorang dokter untuk pergi bersamanya dengan menaiki sepeda motornya. Ia juga menggunakan "Hipocrates Oath" untuk membujuk Kareena agar mau pergi bersamanya melihat ayah temannya itu.

Walaupun cerita tersebut hanya ditampilkan di film, tapi keduanya menceritakan sebuah teori persuasi yang bagus. "Hipocrates Oath" atau sumpah Hipocrates merupakan "value/ nilai" yang dimiliki oleh seorang dokter. Ini mirip seperti panduan etis yang "harus dipenuhi" setiap dokter.

Value artinya sesuatu yang dianggap penting atau bernilai bagi seseorang. Apabila kita dapat menemukan value dari seseorang, kita bisa lebih mudah mempengaruhinya, persis seperti yang digambarkan oleh kedua film tersebut. Bisa jadi yang dianggap penting adalah keluarga, anak, pasangan, orang tua, agama, hobbi, profesi, dsb.

Saya jadi teringat cerita teman kos saya sewaktu kuliah dulu. Teman saya ini terpaksa kehilangan HPnya di sebuah terminal karena "dipinjam" oleh seorang wanita. Ia mengatakan sedang kehabisan uang dan perlu Hp tersebut untuk menelpon orang tuanya. Teman saya ini merasa iba dan melihat wanita itu seperti adiknya sendiri. Rupa-rupanya, keluarga merupakan value dari sahabat saya ini. 

Ya, mungkin saja apa yang dilakukan wanita itu hanya kebetulan "pas" menemukan value teman saya ini. Akhirnya, ia pun terpaksa menuruti apa yang diminta wanita tersebut seperti kerbau dicucuk hidungnya.

Tapi, bagaimana seandainya saya katakan kepada Anda bahwa kita bisa dengan sengaja mengetahui apa value seseorang dan memanfaatkannya untuk membujuknya?

Sudah bisakah terbayangkan berapa besar keuntungannya bagi Penjualan, Pengajaran, Pengasuhan, Kepemimpinan, dan Kehidupan Anda saat Miliki Kemampuan Ini, Sekarang?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline