Lihat ke Halaman Asli

Band

TERVERIFIKASI

Let There Be Love

WA Alumni

Diperbarui: 16 Agustus 2017   14:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Admin tolong dongs di invite yach. Nee alumni kita yang hilang baru ketemu.

Selamat bergabung mas! Hallo om, nyemplung neh! Angkatan berapa sich? Selamat datang di grup aki nini! Salam kenal bro! Terakhir kita ketemu ya, tapi lupa kapan? Maklum udah alzemir.

Begitu tuh, riuh rendah bunyinya, trilili tralala grup WA alumni.

Memang WA grup sekarang menjadi keniscayaan, WA grup alumni pun menjadi keharusan. Kenapa bro?

Positifnya banyak untuk di sebut one by one, namun yang mendasar adalah disinilah keranjang ekspresi ketidak sempurnaan hidup yang telah di lakoni manusia. Bisa saja menjadi keranjang kenangan atau keranjang sampah tak menjadi soal, yang penting menyikapi bahwa WA grup ini tidak sepenting yang kita pentingin amat. Membayangkan teman teman semasa muda dengan picture di wa alumni adalah kesedihan alamiah menjadi tua. Meraih romantisme kemudaan dengan halusinasi gembira dan kata kata filsuf atau mutiara merupakan pembelaan sekaligus pengingkaran menjadi muda kembali.

Kesuksesan, kematian, kesakitan berat, seperti jantung atau kanker kerap muncul dalam situs ini. Sampai remeh temeh, jalan-jalan, masakan, cucian, cucu nakal sampai copas  gambar  atau video lucu atau petuah  atau sabda bijak sebagai bunker persiapan keberanian menyentuh ajal. Penuh kontradiksi dengan pitch yang tidak beraturan, kadang slab picture pose dengan wajah berumur bertuliskan comment awet muda, masih sama seperti 20 tahun lalu, cantiq atau gantang, padahal pipi sudah melorot dengan lemak perut over. Atau muncul picture tandang keluar negeri di lokasi spesifik  baik downtown atau tourist icon sebagai salah satu upaya citra kesuksesan hidup pada level diatas rata rata. Sekejap capture wa berubah ke hal yang kontras, video upload anak yang mencari makan buat bapaknya yang sakit, yang berlanjut pada capture kumpul makan makan di caf atau longue mewah, tapi bayar masing masing.

Bisa pula muncul kegiatan sporadis pemihakan kepada gerakan  rakyat waras, mendukung kpk misalnya, stop korupsi, stop maling, stop angket, bagaimana peran serta intelektual terhadap industri  dan peran peran lain, yang diumur produktif  seperti tersandera oleh aturan kompani /konglomerasi sehingga tidak tersalurkan dengan plong. Capture pun  cepat juga beralih memunculkan ekspresi produktivitas kerja yang masih tinggi diusia lewat pensiun, kontra  pensiunan  yang asli mantab (makan tabungan) atau pensiunan mc (momong cucu).

Yang promosi juga ada dan sah, banyak after  retired beralih profesi dari ahli minyak menjadi kuliner atau ternak sapi atau embe, atau trial and error menjadi penulis ngelu seperti saya ini, dan lain lain.  Atau bahkan yang luntang lantung enggak jelas kerjanya alias tenguk tenguk, ini males, itu males, tapi nongol di wa rajin, mungkin diam diam menjabat anggota dekom (gede komentar).

Wah, lain lagi alumni yang migrasi mapan di luar negri, seperti misalnya di amrik, sering error atau jetlag sindrom mungkin, pencet wa pagi hari disana, wa ringtonenya membangunkan orang tidur dimalem buta, karena perbedaan waktu penerima di sini.

Belum kalo ada yang janjian ketemu disuatu tempat dan update terus, wa ring terus kling, klang, kling, klung.

Eh, kok eke nyinyier terus yups?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline