Lihat ke Halaman Asli

Wahai Sahabat Hatiku

Diperbarui: 25 Juni 2015   08:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hatiku bertanya kepada hatimu.

Masih adakah tempat untuk kejujuran dalam rumah kita?

Tentu sudah sampai kepadamu cerita tentang kejujuran yang tiba-tiba terasa asing,

yang ditolak kehadirannya, yang dimusuhi dengan segala benci.

Aku cemas, hawa panas yang disemburkan lidah api permainan dunia membuat penghuni rumah kita kegerahan, lalu membuka pakaian memperlihatkan auratnya.

Dan mereka menari dengan irama dusta yang lagunya syair tipu daya, sembari membisikkan kalimat cinta.

Tapi cinta macam apakah yang hadir dalam hembusan dusta dan kerling tipu daya?

Hatiku bertanya kepada hatimu.

Masih ingatkah kamu tentang pelajaran kehidupan yang yang diajarkan orang-orang shalih dan shalihah yang selalu berinteraksi dengan Kitab Suci dan meneladani Nabi, yang menjadi orang tua kita, yang menjadi guru kita? Bahwa kejujuran adalah pemulia kehidupan.

Aku cemas, hasrat cinta pada dunia telah menyulap makna kebajikan seolah-olah keburukan yang menjijikkan.

Aku ngeri, dorongan rindu pada kenikmatan telah menghilangkan rasa malu. Sehingga racun disangka madu, air tuba disangka susu, rayuan nafsu disangka belaian cinta nan syahdu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline