Lihat ke Halaman Asli

Gunungkidul Kaya Obyek Wisata, Miskin Penunjuk Arah

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_312850" align="aligncenter" width="614" caption="Papan penunjuk araf yang kurang informatif. Ft Bewe"][/caption]

Dua tahun terakhir, Goa Pindol boming. Sri Gethuk meledak. Gunung Api Purba jadi ikon. Pengujung luar biasa. Kalau luar biasa heran, itu biasa, karena Pindol, Sri Gethuk, GAP adalah bagian dari  keajaiban alam Gunungkidul. Tetapi kalauluar biasa bingung itu baru aneh.

Wisatawan bingung itu fakta. Calon pengunjung Pindol, Sri Gethuk, GAP dari arah Yogyakarta tidak menemukan papan penunjukjalan yang spesifik sekaligus informatif.

Institusi tingkat kabupaten cq Dinas Perhubungan Kominfo kurang tanggap. Maka lahirlah para penjemput goa Pindol dengan promo gratis. Padahal sesungguhnya tidak free, karenatiket masuk, dinaikkan Rp. 5.000,00 per wisatawan.

Tidak sedikit, wisatawan domistik, khusus yang berasal dari luar Jogja, gagap soal lokasi obyek wisata. Ada papan penunjuk, tetapi tidak lengkap. Tanda panahtidak disertai dengan perkiraan jarak. Sebut saja yang ada di tikungan terakhir bukit Patuk, juga termasuk yang lain. Panah lurus Wonosari, Kanan ke arah Dlingo, Kiri Ngoro-Oro.

Apa yang kurang?Pengguna jalan tidak sekedar butuh itu. “Saya perlu tahu, papan yang saya baca musti diikuti angka misalnya Wonosari 30 Km. Itu baru lengkap dan bernilai informatif,” kata Ayu Hanna, perempuan cantik pengendara Mio, yang mengaku berasal dari Kota Magelang.

[caption id="attachment_312852" align="aligncenter" width="461" caption="Ir. Sunarjo, Kabid Sarana dan Prasarana Dishub Kominfo Gunungkidul. Ft Bewe"][/caption]

Ir. Sunarjo, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Perhubungan Kominfo Kabupaten Gunungkidulmengapresiasi kebutuhan sebagaimana dikatakan Ayu. “Itu masukan yang berharga,” katanya kepada wartawan.

Setidaknya, untuk tahun 2014, pihaknya masih ada stok 10 bijipapan penunjuk jalan. Mengakomodir, gagasan penunjuk arah ditambahkan informasi jarak, menurut Sunarjo, bukan soal sulit.

Awal realisasi akan dimulai dari Patuk, Kalipentung, Putat, Sambipitu, Gading dan Siyono. ”Saya berharap, Gunungkidul akan menjadi model dalam hal pembuatan penunjuk arah yang dilengkapi dengan angka informasi jarak bersatuan km”.

[caption id="attachment_312853" align="aligncenter" width="614" caption="Penunjuk arah seperti ini yang dibutuhkan wisatawan. Ft Bewe"][/caption]

Niatan Dishub untuk melengkapi papan penunjuk arah dan jarak, kalah dulu dengan Pokdarwis GAP. Karang Taruna Bukit Putra Mandiri, 3 bulan lalu telah memajang itu sesuai dengan kamuan calon pengunjung.

Diakui, Gunungkidul kaya obyek wisata, tetapi miskin papan arah yang sekaligus menunjuk jarak. Berbisik kepada wartawan, “Kami akan usulkan di arena musyawarah pembangunan (Musrenbang) di Bappeda bulan Maret 2014 besok,” Kata Camat Patuk, R Harhyo Ambar Suwardi, SH.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline