Lihat ke Halaman Asli

Bambang Trim

TERVERIFIKASI

Pendiri Penulis Pro Indonesia

Cintailah Penulis-penulis Indonesia

Diperbarui: 15 September 2017   06:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto oleh Sofa (Penpro)

Sesungguhnya saya tidak mempersiapkan diri hadir pada acara Workshop Penulis dan Penerbit yang diselenggarakan oleh Bekraf, Satu Pena, dan Ikapi di dalam rangkaian kegiatan Indonesia International Book Fair (IIBF) di JCC, pada Sabtu 9/9 kemarin. 

Saya sudah memberi tahu panitia untuk mengundang Pak Bambang Wasito Adi dalam kapasitasnya sebagai anggota Tim Pendamping Ahli RUU Sisbuk di Komisi X DPR-RI. Namun, Pak BWA berhalangan hadir sehingga saya sebagai Bambang kedua dari tim pendamping ahli itu pun diminta hadir. 

Jadilah, hari Sabtu saya mengunjungi IIBF dan mempersiapkan materi tentang implementasi UU Sisbuk No. 3/2017 terhadap pengembangan dan pembinaan pelaku perbukuan. Hadir dalam kesempatan membuka acara tersebut yaitu Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf, Ibu Endah Wahyu Sulistianti. 

Sebelumnya, saya sempat kontak via WA dan ponsel dengan beliau terkait pendirian asosiasi penulis. Saat itu Bekraf tengah membidani lahirnya Satu Pena, di sisi lain saya juga tengah mempersiapkan kelahiran Penpro (Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia).

Ia tidak menyadari kehadiran saya di situ. Ketika, saya duduk hanya selang satu orang di sampingnya, Bu Endah langsung menyapa dengan ramah dan kami berdialog sejenak soal Penpro dan Satu Pena. 

Memang Penpro yang didirikan lebih dulu dari Satu Pena yaitu tanggal 22 Desember 2016 bukanlah dimaksudkan sebagai rival Satu Pena (Persatuan Penulis Indonesia). Di beberapa negara sangat wajar ada beberapa asosiasi dalam satu profesi. Rivalitas menurut saya hanya membuang energi saja untuk membangun bangsa yang literat.

Saya kira tujuan Penpro dan Satu Pena sama yaitu meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan penulis serta membuat pemerintah dan bangsa ini mencintai penulis-penulis Indonesia. Hanya platform yang mungkin berbeda. Saya mengamini pesan Bu Endah bahwa Penpro dan Satu Pena harus bersinergi.

Alhasil, acara kemarin menjadi forum resmi yang mempertemukan saya, Ketum Penpro dan Ketum Satu Pena, Bang Nasir Tamara, dengan ditengahi langsung oleh Kabekraf, Bapak Triawan Munaf dan Ketua Ikapi, Ibu Rosidayati Rozalina. 

Pak Triawan hadir belakangan ketika acara memasuki sesi kedua yang diisi oleh Candra Darusman, Ari Juliano (Bekraf), dan Kartini Nurdin (Ikapi). Saya pun sempat menghampiri beliau dan mengenalkan diri sebagai Ketum Penpro.

Bagaimanapun Bekraf memang harus mengakomodasi, baik Satu Pena maupun Penpro sebagai asosiasi profesi penulis yang resmi berdiri di Indonesia. Penpro sendiri kini telah didaftarkan oleh notaris sebagai organisasi perkumpulan lengkap dengan susunan pengurus, AD/ART, serta Kode Etik Penulis Profesional. 

Ada lebih 200 orang penulis tergabung dengan Penpro kini yang berasal dari berbagi latar belakang (penulis akademis, penulis bisnis, jurnalis, penulis skenario, penulis fiksi, dsb.). Penpro telah memiliki cabang di Jakarta, Tangerang (Banten), Depok, Bandung, Jogja, Solo, Semarang, Makassar, Palembang, Bengkulu, Medan, dan beberapa kota/kabupaten lainnya. Informasi tentang penpro dapat diakses di penpro.id.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline