Mohon tunggu...
Bambang Trim
Bambang Trim Mohon Tunggu... Penulis - Pendiri Penulis Pro Indonesia

Pendiri Institut Penulis Pro Indonesia | Perintis sertifikasi penulis dan editor di Indonesia | Penyuka kopi dan seorang editor kopi.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Cintailah Penulis-penulis Indonesia

10 September 2017   08:19 Diperbarui: 15 September 2017   06:33 3628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh Sofa (Penpro)

Sesungguhnya saya tidak mempersiapkan diri hadir pada acara Workshop Penulis dan Penerbit yang diselenggarakan oleh Bekraf, Satu Pena, dan Ikapi di dalam rangkaian kegiatan Indonesia International Book Fair (IIBF) di JCC, pada Sabtu 9/9 kemarin. 

Saya sudah memberi tahu panitia untuk mengundang Pak Bambang Wasito Adi dalam kapasitasnya sebagai anggota Tim Pendamping Ahli RUU Sisbuk di Komisi X DPR-RI. Namun, Pak BWA berhalangan hadir sehingga saya sebagai Bambang kedua dari tim pendamping ahli itu pun diminta hadir. 

Jadilah, hari Sabtu saya mengunjungi IIBF dan mempersiapkan materi tentang implementasi UU Sisbuk No. 3/2017 terhadap pengembangan dan pembinaan pelaku perbukuan. Hadir dalam kesempatan membuka acara tersebut yaitu Deputi Hubungan Antar Lembaga dan Wilayah Bekraf, Ibu Endah Wahyu Sulistianti. 

Sebelumnya, saya sempat kontak via WA dan ponsel dengan beliau terkait pendirian asosiasi penulis. Saat itu Bekraf tengah membidani lahirnya Satu Pena, di sisi lain saya juga tengah mempersiapkan kelahiran Penpro (Perkumpulan Penulis Profesional Indonesia).

Ia tidak menyadari kehadiran saya di situ. Ketika, saya duduk hanya selang satu orang di sampingnya, Bu Endah langsung menyapa dengan ramah dan kami berdialog sejenak soal Penpro dan Satu Pena. 

Memang Penpro yang didirikan lebih dulu dari Satu Pena yaitu tanggal 22 Desember 2016 bukanlah dimaksudkan sebagai rival Satu Pena (Persatuan Penulis Indonesia). Di beberapa negara sangat wajar ada beberapa asosiasi dalam satu profesi. Rivalitas menurut saya hanya membuang energi saja untuk membangun bangsa yang literat.

Saya kira tujuan Penpro dan Satu Pena sama yaitu meningkatkan profesionalitas dan kesejahteraan penulis serta membuat pemerintah dan bangsa ini mencintai penulis-penulis Indonesia. Hanya platform yang mungkin berbeda. Saya mengamini pesan Bu Endah bahwa Penpro dan Satu Pena harus bersinergi.

Alhasil, acara kemarin menjadi forum resmi yang mempertemukan saya, Ketum Penpro dan Ketum Satu Pena, Bang Nasir Tamara, dengan ditengahi langsung oleh Kabekraf, Bapak Triawan Munaf dan Ketua Ikapi, Ibu Rosidayati Rozalina. 

Pak Triawan hadir belakangan ketika acara memasuki sesi kedua yang diisi oleh Candra Darusman, Ari Juliano (Bekraf), dan Kartini Nurdin (Ikapi). Saya pun sempat menghampiri beliau dan mengenalkan diri sebagai Ketum Penpro.

Bagaimanapun Bekraf memang harus mengakomodasi, baik Satu Pena maupun Penpro sebagai asosiasi profesi penulis yang resmi berdiri di Indonesia. Penpro sendiri kini telah didaftarkan oleh notaris sebagai organisasi perkumpulan lengkap dengan susunan pengurus, AD/ART, serta Kode Etik Penulis Profesional. 

Ada lebih 200 orang penulis tergabung dengan Penpro kini yang berasal dari berbagi latar belakang (penulis akademis, penulis bisnis, jurnalis, penulis skenario, penulis fiksi, dsb.). Penpro telah memiliki cabang di Jakarta, Tangerang (Banten), Depok, Bandung, Jogja, Solo, Semarang, Makassar, Palembang, Bengkulu, Medan, dan beberapa kota/kabupaten lainnya. Informasi tentang penpro dapat diakses di penpro.id.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun