Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Meruncingkan Pandang Si Mata Kucing

Diperbarui: 1 Maret 2022   05:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Photo karya Alexander Bronfer  -  Bersumber dari twitter Laetirature

Meruncingkan pandangan, agar menghunjam, jadi idaman. Cari pengikut, yang "grubyak-grubyuk", memancing buih perih. Merasa tersakiti, bertindak gampang, tak mau pelik. Hindari luruh, ambisi bergemuruh, menantang musuh.

Lidah liarnya, berbicara dahulu, malas berpikir. Batin tak lapang, gampang meradang, penuh dengan hasutan. Si mata kucing, tajam berkilat, merasa paling hebat.

Mengasah lidah, terasa sangat mudah, untuk berkilah. "Singat andaka", sangatlah berbahaya, karna runcingnya. Jadi penyebab, berakhir terjerembab, yang tanpa sebab.

Persepsi itu, sangat subjektif, mungkin jadi reaktif. Sulit sekali, jika tak dihayati, khasanah hati. Ketajamannya, dari mata ke aksi, lupa kendali.

Sinar mata yang liar, kadang tak murni, cari posisi. Pandang si kucing liar, berbinar-binar, selalu benar.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline