Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Berhenti di Setopan Bangjo

Diperbarui: 15 November 2021   21:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Traffic Lights" 2014 - Lucas Zimmermann

Merah, kuning, dan hijau. Masing-masing berjatah waktu. Itulah "traffic lights" atau lampu setopan bangjo.

Lampu itu dikira pengintai. Dipersiskan mata gagak yang menatap curiga terhadap pengguna  jalan raya.

Jika nyali berkobar, tanda lampu merah pun dilanggar. Gas diraung-raungkan, menggoda kesunyian dan keheningan. Seperti kuda liar yang kehilangan telinga dengar.

Lampu itu pengingat. Bahwa hidup itu perlu bersiap. Kuning penuh kesiapan. Kapan harus berhenti, dan kapan melaju lagi.

Waktu memang uang. Itu sumber ketidakpastian. Di kejar mereka lari. Didiamkan malah datang sendiri.

Lampu setopan di perempatan jalan mencatat siapa patuh, siapa pula si pembuat gaduh.

Di sini tercecer remah-remah ketinggian hati. Rasa tidak peduli, ingkar terhadap hati nurani. Seperti rimba raya saja.

Kekerdilan, kehinaan, bahkan kesombongan itu seperti lampu. Berkerlip-kerlip, henti tak mau.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline