Lihat ke Halaman Asli

Bambang Subroto

Menikah, dengan 2 anak, dan 5 cucu

Kenapa Berwasiat?

Diperbarui: 2 April 2021   10:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kalimat wasiat para terduga teroris hampir mirip. Sepertinya terpola. Jangan-jangan sudah dibuatkan contohnya. Nanti kalau ada lagi, tinggal mencontoh saja.

Wasiat sebenarnya bersifat pribadi dan sangat rahasia. Untuk kepentingan tertentu, ada akta notarisnya. Di dalamnya tersusun kalimat yang diharapkan tidak berimplikasi hukum. Dibuka, setelah yang berwasiat meninggal dunia.

Wasiat adalah piweling penting. Sangat spesifik untuk pihak yang paling berhak menerima wasiat itu.

Pemahaman saya tentang hakikat wasiat seperti itu. Ia mengikat ke dalam, tidak untuk dipublikasikan.

Saya jadi ingat bagaimana dulu diajari cara membangun komitmen. Melalui organisasi yang memberi "wasiat"agar hidup itu lebih menyenangkan. "Di sini senang, di mana senang. Di mana-mana hatiku senang". Apakah wasiat ini kurang sakral ?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline