Lihat ke Halaman Asli

Bambang J. Prasetya

Praktisi Media Seni Publik

Kemerdekaan Dituturkan Pandemi Covid-19

Diperbarui: 19 Agustus 2022   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok Pribadi #29

KEMERIAHAN perayaan HUT RI ke-77 pun selesai sudah. Berbagai momen peringatan berlangsung penuh semangat hampir di seluruh pelosok negeri Indonesia. Gelora berbagai lomba, prosesi syukur sampai dengan upacara bendera berlangsung tak kalah serunya. Suasana kegembiraan tahun 2022 ini memang sangat berbeda dari dua tahun sebelumnya. Ketika pandemi Covid 19 masih menjadi bahaya laten.

Selama dua tahun sejak 2019, Pandemi COVID-19 memang telah menyandera masyarakat Indonesia. Pembatasan berbagai aktifitas kegiatan akibat Pandemi Covid-19 kemarin, sungguh menyita segenap totalitas sebagai bangsa. 

Sejak diberlakukan PSBB, PPKM, level 1 sampai 4. Sampai dengan protokol kesehatan, sungguh merampas kebebasan kebiasaan manusia yang selama ini menikmati kebebasannya. 

Pandemi yang berlangsung di seluruh negeri itu, seperti imperialis yang menjajah manusia. Semua aktifitas dibatasi, kita benar-benar seperti manusia terjajah kembali. Bukan oleh manusia atau bangsa lain, melainkan oleh virus.

Mensyukuri Moda New Normal

Setelah jumlah infeksi di seluruh dunia mencapai lebih dari 121.000. Pada hari Rabu tanggal 11 maret 2020 di Jenewa, Tedros Adhanom GhebreyesusDirektur Jenderal Jenderal Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan bahwa virus corona yang tengah merebak dikategorikan sebagai pandemi global. Pernyataan itu diumumkan berdasarkan data dari Universitas Johns Hopkins, terdapat 4.373 korban meninggal, dengan 66.239 lainnya dinyatakan sembuh.

Publik pun tersentak. Masyarakat dunia terbelalak. Kejutan lebih daripada Pandemi kelima setelah virus flu 1918 dan endemi MERS yang muncul pada 2012 dan merenggut 858 korban jiwa. Penyakit yang pertama kali terlacak di Arab Saudi itu butuh waktu 903 hari atau sekitar 2,5 tahun untuk menginfeksi 1.000 orang pertama. 

Juga SARS yang ditemukan di Tiongkok pada 2002 menewaskan 774 korban jiwa, serta menghabiskan 130 hari untuk menginfeksi 1.000 orang pertama. Dalam hitungan bulan, wabah COVID-19 telah mengakibatkan krisis di berbagai negara di dunia. Sejak tahun 2019 masyarakat di seluruh dunia telah terjangkit penyakit coronavirus 2019 (COVID-19), tak terkecuali Indonesia. 

Berdasar Data Reuters pada 1 Februari 2020 menyatakan, virus yang bermula dari Wuhan, Tiongkok ini menimpa 1000 orang dalam 48 hari pertama. Data selengkapnya perbandingan kecepatan penyebaran COVID-19, SARS dan MERS. Menyikapi pernyataan tersebut berbagai negara bersiaga mengantisipasi untuk meredam penyebaran corona virus. 

Namun adapula yang kesannya mengabaikan, tetapi banyak pula yang cemas dengan ketidak pastian, menentukan keputusan politiknya. Tak kurang Indonesia pun mengalami kegalauan semacam yang bercampur berbagai tarik ulur kepentingan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline