Lihat ke Halaman Asli

APOLLO_ apollo

Lyceum, Tan keno kinoyo ngopo

Apa Itu "Novelty"?

Diperbarui: 17 Juni 2021   09:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Prof Apollo_UMB Jakarta | dokpri

Apa itu "Novelty"

"Novelty" bisa disebut "Kebaruan" atau originalitas, atau temuan baru, bisa dalam berbagai bentuk karya ilmu, seni, dan hal-hal lain yang bersifat melampaui [beyond]; atau novelty dapat dihasilkan melalui episteme menggunakan  kreativitas, analogi, dan model mental;

Oleh penggas awal filsafat pencerahan Metode Francis Bacon, sebagaimana dijelaskan dalam Novum Organum (1620; "Instrumen Baru"), terdiri dari tiga langkah utama: pertama, deskripsi fakta; kedua, tabulasi, atau klasifikasi, dari fakta-fakta itu menjadi tiga kategori ini;

"Novum Organum", atau dipahami secara umum "Novelty" adalah "Know" itu sendiri bisa dihasilkan melalui {1] knower atau subjek yang melakukan penelitian secara lahiriah dan batiniah,  atau dalam diri sendiri [subjektivitas pengetahuan]; [2] melalui knowing atau pada proses mengetahui menjelaskan fenomena bisanya disebut pembuatan model paradigm; [3] melalui known atau [objek] baik melalui experiment pada bentuk objek formal atau materialnya, atau oleh Aristotle 1 substansi, dan 9 kategori;  Ketiga proses ini bisa dilakukan secara parsial atau simultan, dengan membuat pertanyaan.

Baca juga: Menilai Sebuah Tulisan, “Novelty” yang Pertama Dicari

Maka kunci utama novelty adalah "kemampuan membuat pertanyaan", dan pertanyan itu adalah bentuk "meragukan" atau skeptis. Maka segala sesuatu harus diragukan, itulah cara untuk menenukan suatu orginalitas. 

Secara umum pertanyaan itu muncul dari gaap, antara "apa yang seharusnya [kontemplasi theoria] vs fakta empiric atau data fakta. Dua gaap kondisional situasional  inilah memunculkan pertanyaan untuk menghasilkan hal-hal untuk dijawab dan diselesaikan;

Jawabanya bisa berupa dukaan [prasangka] atau dikenal dengan hipotesis,  dihasilkan dari proses suatu logika [deduksi-sylogisme] yang bersifat matematis_apriori; melalui pakal pikir yang jelas dan terpilah-pilah dan memiliki makna umum;

Karena hipotesis adalah prasangka yang didasarkan pada Grand Theoria atau kondisional pengetahuan sebelumnya atau riset yang sudah mapan, teruji berulang-ulang; maka tugas riset adalah memvalidasi pengetahuan tersebut dengan data- fakta empiric dalam bentuk pengelaman indrawi atau pada  keseluruhan [populasi], atau bisa melalui sampling semacam "post factum" untuk menguji kategori "Jika .... Maka ..... [determinisme kausalitas, atau sebab akibat];

Dualisme ilmu harus dipakai antara deduksi [apriori] dan induksi [aposteori] atau matematika dan statistika dalam menentukan apakah ada temuan beruapa [a] konsistensi; [d] koherensi; atau [c] falisifikasi pergeseran ilmu;  Dulisme antara deduksi induksi menghasilkan pragmatism ilmu atau kegunaan ilmu untuk {a] menjelaskan, [b] memahami, [c] mengendalikan, [d] meramalkan;

Untuk memahami, dan memperoleh "Novelty" tidak mudah,  membutuhkan ketekunan, waktu yang lama, dan diperlukan validasi dengan lintas kajian para "expert" dalam bidang ilmu secara integralistik dan holistic.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline