Lihat ke Halaman Asli

Bahtiar Rifai

Tangerang

Terpaan Ombak dan Badai

Diperbarui: 30 September 2021   20:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terpaan ombak dan badai

Aku ibarat nahkoda yang tidak tahu harus bagaimana,
Menerjang ombak atau harus berhenti ditengah badai.
Ingin ku berhenti sebentar saja,
Terkadang aku hanya ingin beristirahat sebentar saja.
Sambil sesekali memandangi semesta lalu ku berbincang dengannya.
Mengapa ombak itu terus mengejar?
Mengapa badai itu tidak juga berhenti?
Tidak tahukah mereka bahwa aku sangat lelah.

Sendiri dengan kapal tuaku berada diatas lautan biru.
Kepada siapa aku mengadu selain dia Sang Maha melihat.
Yang dapat mendengar rintihan hatiku
Meskipun aku tidak selalu berbisik kepadanya.
Atau menengadah dengan kedua tanganku sambil memanjatkan doa-doa berharap agar badai itu segera mereda.

Karena aku masih ingin menyurusi lautan yg luas ini.
Sampai pada titik dimana aku akan menemukan mutiara indah itu.

Aku terlalu fokus pada rintangan hingga aku lupa bahwa jika kita ingin menjadi orang, maka memang harus melewati rintangan.

Jika tidak ada pilihan untuk memilih, maka yang aku lakukan hanyalah berdoa.
Dalam situasi tersulit dihadang oleh ombak dan badai dan aku yakin pertolongan Allah itu nyata.
Karena Allah tidak akan membebani hambanya melebihi batas kemampuan nya.
Aku sadar akan kualitas diriku bahwa aku tidak mampu menghentikan ombak dan badai itu.
Tapi aku percaya bahwa Tuhanku mampu menghentikan nya.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline