Tak kusangka aku sudah bisa menulis
Di balik dinding kayu, sepasang sorot mata mengawasiku
Sorot mata dari kucing kembang asem pertanda setia
Bunga pun berhenti mengepakkan kuncupnya
Aku sudah bisa menulis walau tulisan ini hanya satu larik
Tapi larikan demi larikan itu membuat mata kian berbinar
Ternyata sambungan larikan tulisan itu bermakna tanpa rasa
Sebab rasa adalah milik bagi para pemuja selera
Aku pun bisa menuliskan apa yang ada dalam hati pembaca
Bahwa kita adalah satu irama walau melodi berbeda
Akupun tahu bahwa bahagia itu terletak pada bagaimana kita mengaca