Lihat ke Halaman Asli

Riska BagasPurnama

Lahir sebagai anak manusia

Cerpen: Menulis Surat untuk Diri Sendiri

Diperbarui: 5 Juni 2022   22:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi surat. (sumber: Thinkstockphotos.com via kompas.com) 

Sebelum aku menulis ini aku sudah berbicara dengan cermin yang ada di kamar mandi. Di sana aku melihat begitu jelas bagai mana kondisi dari diriku saat itu. 

Sebuah keburukan terlihat jelas melumuri badanku, beberapa di antara tersembunyi disela - sela sudut badan dan beberapa di antaranya lagi tidak begitu terlihat dan tidak selalu terlihat. 

Ada juga sesuatu yang tidak selalu ada akan tetapi pasti ada dan selalu kembali teratur meski kadang juga tak teratur. 

Setelah beberapa lama aku berinteraksi dengan cermin kamar mandi, aku merasa sepanjang hidupku nanti aku tak akan bisa tenang karena tak pernah merasa benar-benar terbebas dari keburukan yang begitu menakutkan dan mencemaskan.

Situasi inilah yang mendorongku untuk menulis surat untuk diriku sendiri di masa yang akan datang. Karena aku tau keburukan pastilah selalu akan membuntutiku sampai nanti sampai aku berada di tahap akhir kehidupan manusia. 

Meskipun aku juga tau bahwa kita manusia ini akan menjadi lebih kuat setelah di benturkan pengalaman dan dibentuk oleh waktu. 

Ya hari ini aku menulis suratku dalam keadaan sendirian dan sadar betapa jauh kepastian masa depan yang akan mendatangi kita. 

Di dalam surat ini aku ingin menyampaikan beberapa kalimat kepada diriku ketika nanti usia ku sudah masuk dalam katagori usia senja.

Selamat pagi, siang dan malam kamu yang menjadi aku di usia senja, aku sangat memahamimu, bahwa saat ini mungkin saja kamu telah tiba didalam usia yang senja, didalam tahap akhir kehidupan manusia. 

Kini kita ketahui usiamu sudah berpuluh-puluh tahun, atau bahkan lebih dari itu, maka hari ini aku ingin mengajakmu untuk merenungi kehidupan kita. Ketahuilah seberapa jauh waktu telah menyeret kita ke dalam jurang kesia-siaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline