Lihat ke Halaman Asli

gurujiwa NUSANTARA

pembawa sebaik baik kabar (gurujiwa508@gmail.com) (Instagram :@gurujiwa) (Twitter : @gurujiwa) (Facebook: @gurujiwa))

Hanya Senyummu Seputih Tiram, Badan Wajahmu Jelaga Arang, Duhai Nelayan Kinasihku

Diperbarui: 16 Juli 2021   08:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Senja minim awan minim ikan (gurujiwa) 

Di pantai tadi
Tak kutemui awan heroik
Dan senja bening merah saga
Mengantar matahari tidur di peraduan ombak laut puruih padang

Cafe cafe tak ada yang buka
Lampu kemeriahan pantai
Dimatikan
Diblokade siang malam
Tak ada wisata hura hura 

sepekan ke depan

Lalu langkah sepatu goyah
Mengantarku pulang
Melewati rumah nelayan kenalan baru
Wajahnya
Kulitnya
Kaki tangannya
Sungguh menghitam terbakar

Sampai tak kukenali dalam keremangan
Karena berburu ikan di tengah laut
Seharian tadi

Hanya tongkol 15 kilo mas
Biasanya tiga kali lipat
Tak ada kerapu karang
Tak ada tengiri yang mahal
Kami bawa semua ke pasar ikan
Tapi semua resto
Cafe bakar ikan
Tutup
Lalu siapa beli
Ikan tangkapan kami

Tadi tak ada awan
Laut panas
Ikan sembunyi

Alamak, senja merah
Dengan Matahari terindah nir awan tadi
Ternyata memangkas rejeki nelayan
Nelayan pemburu nasib baik
Seperti Uda Doni

Kupikir bila senja matahari
Langit cerah indah
Semua nasib nelayan baik
Tangkapan banyak,
Ternyata cuma kulit tubuh
Yang legam
Jadi legam terbakar arang,
Orang kota mana bisa memahami resiko nelayan pemburu yang dipermainkan ombak nasib

Dalam titi nadir kemalangannya
Senyumnya segaris
Hanya giginya yang putih bersih

Diantara suramnya rejeki

 blokade ppkm




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline