Lihat ke Halaman Asli

Aziz Aminudin

Penulis Lepas, Trainer, Personal Coach, Terapist, Hipnoterapist, Pembicara, Online Marketer, Web Design

Sarapan Megono Endog, Awas Keder Balike

Diperbarui: 2 Desember 2020   09:37

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

Alun - alun Kabupaten Pekalongan, setelah sekian lama akhirnya bisa mampir dan menikmati sarapan "Nasi Megono".

Entah sudah agak lupa sensasi real nasi megono asli pekalongan. Mungkin sudah lebih dari 15 tahun benar - benar menikmati nasi megono asli pekalongan dan di pekalongan.

Sembari mendampingi Kang Bahrul Ulum, SE,  M.Si pentolan Kompasianer Brebes,  mampir di komplek perkantoran di Kabupaten Pekalongan menikmati sajian sederhana yang menggugah rasa. 

Ya,  nasi megono dengan endog ( telor) dan sambel menggugah rasa dan membuat seperti diajak nostalgia ke masa sekolah di Pekalongan. 

Menilik sejarah nasi megono, nasi megono ini dikenal sebagai makanan khas Pekalongan.

Dari beberapa catatan sejarah,  saya jadi tahu bahwan nasi megono pekalongan berawal dari budaya Keraton Yogyakarta pada masa Kerajaan Mataram Kuno. 

Adat disana kerap mengadakan sesaji untuk upacara bekakak, sebagaimana ditulis cintapekalongan.com.

Jaman dulu, sesaji ini dibawa ke daerah bawahan Mataram Kuno, termasuk Pekalongan.

Masuknya Islam pada jaman Mataram mengubah tampilan megana karena biasanya megono diadakan untuk acara tahlil, tahmid di masjid-masjid.

Dokpri

Ada apa dengan pesan Kang Tri Yulianto " Awas keder balike ".

Sebagian dari anda bisa kadi berfikir sama dengan ku,  bahwa ada apa dengan nasi megono dan endog.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline