Lihat ke Halaman Asli

Azis Ramadhan

Penikmat Senja yang senang menjahit

Kesehatan Mental Atlet Sepak Bola Menurun, Diduga Akibat Virus Corona

Diperbarui: 24 Januari 2021   01:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Republika

Media-media sepakbola terus memberikan informasi terbaru terkait corona yang sedang melanda penjuru bumi. Hampir semua Liga-liga Elite International harus tertunda karena adanya virus corona. Dampak adanya virus corona ini tidak hanya merugikan para pemilik klub atau negara yang menjalankan liga-liga Elite International khususnya wilayah Eropa.

Wasit yang merupakan sosok pemimpin jalannya pertandingan juga harus kehilangan jam terbangnya akibat virus corona. Krisis finansial yang dialami klub juga diduga karena pandemi virus corona yang membuat aktivitas sepak bola hampir seluruh penjuru dunia harus terhenti. Dan juga para pemain profesional sepak bola juga harus terhenti 2 minggu akibat terkenanya virus corona, salah satunya Paulo Dybala pemain Juventus yang harus menepi isolasi mandiri dan menjalani tes kesehatan yang bertahap.

Virus corona tidak hanya menyerang para aktivis sepakbola melalui penyebaran penyakit berupa virus, tapi juga menyerang secara kejiwaan/kesehatan mental ke para pemain profesional. Menurut kutipan laporan dari situs resmi FIFPro, mereka menjelaskan bahwa penangguhkan kompetisi yang disebabkan pandemi saat ini turut memicu gejala gangguan mental di kalangan para pemain sepak bola.

FIFPro telah melakukan survei sejak 22 Maret sampai 14 April 2020 pada 1.602 pesepak bola profesional di 16 negara. Inggris, Skotlandia, dan Republik Irlandia merupakan tiga diantaranya. Hasil dari survei tersebut yaitu 22 persen dari 468 pesepak bola wanita profesional dan 13 persen dari 1.134 pesepak bola pria profesional mengalami gejala yang konsisten dengan diagnosis depresi.

Gejala depresi yang dialami pesepak bola profesional yaitu seperti lemas, kurang nafsu makan, energi mudah terkuras, dan kurangnya percaya diri. "Gejala depresi itu dirasakan oleh para pemain muda yakni pria ataupun wanita, karena secara tiba-tiba mereka harus melakukan isolasi mandiri" ujar Kepala Petugas Medis FIFPro atau Badan Persatuan Pemain Dunia, Vincent Goutterbarge, yang dilansir dari Reuters, 21 April 2020.

Vincent menyatakan, "hampir 80 persen atlet yang disurvei mempunyai akses untuk mendapatkan dukungan bagi kesehatan mental mereka, biasanya melalui asosiasi pemain nasional yang ada di negara masing-masing".

Sementara itu, Jonas Baer Hoffman selaku Sekjen FIFPro menegaskan pihaknya tidak membuat pengecualian diantara pesepak bola tersebut.

Pemain senior pesepak bola profesional Dembelle angkat bicara, "kami kesulitan bermain semenjak adanya pandemi, fisik kami tidak stabil, kami kehilangan mental walaupun bermain di kandang kami" ujarnya. Saat itu Tottenham berhadapan dengan Liverpool dan harus mengakui kekalahannya yang digelar di Stadium White Hart Lane.

Kurangnya penonton juga menjadi faktor kurangnya semangat dan mental para pesepak bola. Seolah seperti bermain pada saat latihan, bedanya yang mereka lawan adalah klub besar, dan dilakukan secara tertutup tanpa adanya penonton.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline