Lihat ke Halaman Asli

Ika Ayra

TERVERIFIKASI

Penulis cerpen

Sebenarnya Kami Ingin Punya Anak Laki-Laki

Diperbarui: 17 Maret 2021   20:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: radiomutiaraquran.com

Alhamdulillah, tahun 2007 menjadi tahun yang penting dalam hidup saya. Di awal tahun, saya menemukan belahan jiwa, dan di akhir tahun saya mendapatkan anugerah si buah hati.

Saat itu, kami dikaruniai bayi perempuan yang cantik dan sehat. Rasa syukur pun menyelimuti hati kami sebagai pasangan suami istri. Kebahagiaan seakan ikut tercurah, setiap kali matahari pagi tersenyum dari jendela. Semangat pun memantik, setiap kali saya menggendong tubuh mungilnya.

Siapa yang tak bahagia, mendapat kepercayaan merawat seorang anak di tengah-tengah pernikahan. Tak peduli ia bayi laki-laki ataupun perempuan.

Ada yang berpendapat, anak laki-laki kelak akan menjadi pelindung keluarga. Dan anak perempuan, kelak sama saja rasanya dengan tak mempunyai anak. Karena ia akan mengikuti kehidupan sang suami. Bisa saja jauh dari orang tuanya.

Pandangan seperti ini, tak sedikit pun terbesit dalam pikiran kami, orang tua baru, saat itu.

Bayi perempuan kami, menjadi guru yang membuat saya cepat pandai menjadi ibu. Saya memecut diri untuk lebih mandiri. Menjadi ibu siaga yang bahagia. 

Waktu berlalu dan hari terus berganti. Perasaan sempurna sebagai seorang wanita, tak berhenti sampai di situ. Saya pribadi ingin menambah momongan. Dan suami oke-oke saja.

Tersebab ingin lebih meramaikan suasana rumah, sekaligus menjadi teman bermain si sulung, nantinya, di akhir 2010 saya pun melahirkan anak kedua.

Melalui jalan persalinan normal, sama seperti kelahiran anak pertama, sudah cukup membuat kami larut dalam kebahagiaan. Apalagi saat memandangi bayi dengan kulit putih bersih dan rambut yang tebal. Sekali lagi saya melahirkan bayi perempuan yang istimewa.

Mempunyai dua anak perempuan, adalah kebahagiaan / dokpri

Sampai di sini, saya masih merasakan hidup ini amat menyenangkan. Tak jarang di hari libur kerja sang suami, kami manfaatkan untuk jalan-jalan menikmati kebersamaan. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline