[caption id="attachment_185147" align="aligncenter" width="300" caption="Bp Sholikin dan sebagian anak asuhnya"][/caption] Pak Sholikin merupakan salah satu sosok yang mampu menyentuh kesadaranku bahwa aku masih belum mampu mensyukuri apa yang telah dikaruniakan Allah pada diri dan keluargaku. Meskipun kondisi ekonomi beliau boleh dibilang masih belum berlebih, tapi kepedulian beliau pada anak-anak kurang beruntung menguatkan tekadnya untuk bisa mendirikan sebuah panti asuhan di rumahnya. Panti Asuhan sederhana itu dinamainya "Mamba'ul Hisan". Terletak di Desa Rejosari, Kecamatan Wonodadi, Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Dengan segala keterbatasan yang dimiliki, Bpk Sholikin bersama keluarganya berusaha sekuat tenaga untuk tetap bisa berbagi kasih sayang dengan mengasuh anak-anak yatim dari keluarga yang kurang mampu dan anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian dari para orang tuanya sebatas kemampuan yang dimilikinya. Pada mulanya jumlah anak yatim yang diasuh Bpk Sholikin tidak terlalu banyak, namun dalam perkembangannya saat ini, anak-anak yang menghuni panti Mambaul Hisan jumlahnya sudah melebihi 50-an anak. Sebagian besar dari mereka masih duduk di bangku Sekolah Dasar, sebagian yang lain masih Taman Kanak-kanak, dan ada beberapa yang sudah cukup dewasa usia SMP/Tsanawiyah. [caption id="attachment_174466" align="aligncenter" width="287" caption="Bpk Sholikin, pengasuh Panti Asuh Mambaul Hisan"]
[/caption] Pak Sholikin pernah juga menceritakan bagaimana usaha yang telah dilakukan dan harapan beliau untuk bisa mencukupi kebutuhan pokok minimal anak-anak asuhannya. Beliau menyadari, karena keterbatasannya, belum mampu memberikan yang lebih layak kepada anak-anak asuhnya, selain sebatas berbuat untuk bisa menyelamatkan anak-anak dari keterlantaran mereka karena kondisi ekonomi orang tuanya. Harapan beliau sebenarnya tidak terlalu muluk, yang terpenting untuk kebutuhan makan dan biaya sekolah mereka bisa terpenuhi. Kebutuhan beras untuk menyediakan makan anak-anak selama sebulan sekitar 300 kg. Alhamdulillah, dari jumlah tersebut sebagian di antaranya sudah ada dermawan yang bersedia membantu secara rutin tiap bulan, diantaranya seorang pengusaha radio dan dokter yang ada di daerah tersebut. Sedangkan untuk mencukupi kebutuhan yang lain, sayur dan lauk pauk Pak Sholikin mengusahakannya dari usaha sendiri walaupun masih dirasa cukup berat. Seperti dari hasil menyewakan kendaran, juga hasil ternak dan sawah yang dikelola oleh keluarga. Terkadang juga mendapatkan bantuan dari dermawan yang lain, termasuk para tetangga sekitar dan para pemerhati yang berempati dengan perjuangan Bpk Sholikin. Sedangkan untuk biaya sekolah, Alhamdulillah, anak-anak mendapatkan keringanan biaya SPP dari pihak sekolah, hanya membayar separonya. Selebihnya ada bantuan dari para dermawan, meskipun belum sepenuhnya bisa tercukupi. Isteri beliau juga punya peran yang cukup besar untuk kelangsungan panti. Beliau lah yang selama ini ditugasi menyediakan makanan untuk anak-anak, dengan dibantu anak asuhnya yang sudah menginjak dewasa. Setiap hari beliau harus memasak minimal dua kali, agar makanan yang disajikan untuk anak-anak masih terjaga kelayakannya. Belum lama ini ada bantuan mesin cuci bekas dari salah seroang dermawan. Tugas bu Sholikin sedikit lebih ringan, karena anak-anak yang dewasa sudah bisa membantu mencucikan pakaian adik-adiknya yang belum bisa mencuci pakaiannya sendiri. [caption id="attachment_174468" align="aligncenter" width="300" caption="Rumah kediaman Bp Sholikin sekaligus sbg Panti Asuh"]
[/caption] Kurang lebih 2-3 tahun yang lalu ada beberapa orang dermawan yang patungan membelikan sebuah bus ukuran tanggung bekas dan diperbaiki seperlunya. Mengingat seringkali anak-anak diundang untuk sebuah acara santunan anak-anak yatim. Minibus yang ada lebih dulu dirasa sudah tidak muat lagi untuk memobilisasi anak-anak yang jumlahnya lebih dari 50 orang. Kini bus tersebut juga disewakan kepada pihak yang membutuhkan. Ada salah satu anak tertua beliau yang bisa mengemudikan. Hasil dari sewa bus dipergunakan untuk tambahan mencukupi kebutuhan bagi anak-anak panti. Dari penuturan Bapak Sholikin, beliau menyadari apa yang dilakukan belum sepenuhnya mampu menjamin tercukupinya seluruh kebutuan dasar anak-anak panti secara layak. Sayur dan lauk-pauk kadang hanya bisa disediakan menu seadanya, asal ada yang bisa dimakan setiap hari. Krupuk, sayur lodeh, tahu, tempe, kecap menjadi menu utama mereka hampir setiap hari. Jika ada rezeki lebih, telur menjadi menu yang dinanti anak-anak, tapi belum tentu bisa seminggu sekali. Apapun keadaannya, beliau dan keluarga hanya ingin mengusahakan agar anak-anak tersebut mendapatkan perhatian yang lebih baik dari keadaan sebelumnya. Tulisan ini hanya sekedar membatu mencarikan solusi apa yang sekiranya bisa sedikit meringankan beban Bpk Sholikin untuk memenuhi kebutuhan anak-anak asuhannya. Barangkali ada kompasianer yang tersentuh dan ingin bisa berbagi bersama mereka (anak-anak panti), silahkan dikomunikasikan sendiri dengan pengasuhnya, yaitu Bpk Sholikin di nomor telepon 0342-555745 . (nomor telepon yang bisa dihubungi dan alamat panti tertera di foto dibawah ini). Disarankan tidak memberikan sesuatu kepada siapapun sebelum meyakinkan sendiri kondisinya ke lokasi. Penulis tidak mengharapkan ada di antara kompasianer mengalami hal-hal yang kurang mengenakkan seperti pengalaman yang pernah dituliskan oleh ibu Ira Oemar tentang Kisah Siti Bocah Penjual Bakso. Tak lupa sebelumnya atas nama Bpk Sholikin sekeluarga, kami menyampaikan terima kasih atas segala dukungannya. Insya Allah berikutnya akan kami informasikan daftar nama2 anak-anak . [caption id="attachment_190106" align="alignleft" width="618" caption="lokasi panti (sumber: google maps)"]
[/caption] [caption id="attachment_174469" align="aligncenter" width="300" caption="Bus dibeli dari bantuan dermawan dan uang hasil penjualan ternak Bpk Sholikin"]
[/caption] [caption id="attachment_174470" align="aligncenter" width="300" caption="Bus kadang disewakan untuk tambahan biaya menghidupi anak panti."]
[/caption] [caption id="attachment_172538" align="aligncenter" width="300" caption="Rizal, yang ditemukan di salah satu kandang ayam, belum ada keluarga yang mencarinya."]
[/caption] [caption id="attachment_172539" align="aligncenter" width="300" caption="Anak-anak panti sedang bermain"]
[/caption] [caption id="attachment_172540" align="aligncenter" width="300" caption="di kamar kecil yang cukup memprihatinkan ini anak-anak panti menginap"]
[/caption] [caption id="attachment_172541" align="aligncenter" width="300" caption="kondisi salah satu kamar anak2 perempuan"]
[/caption] [caption id="attachment_172542" align="aligncenter" width="300" caption="Anak2 panti menghuni di bilik2 kecil, dari kiri :Rizal (masih kelas 1) dan Sasongko (masih kelas 3)"]
[/caption] [caption id="attachment_172543" align="aligncenter" width="300" caption="salah satu kamar tidur anak perempuan"]
[/caption] [caption id="attachment_172544" align="aligncenter" width="300" caption="namanya anak2-anak, baju, sepatu, buku yang agak berantakan menjadi satu di dalam almari"]
[/caption] [caption id="attachment_172546" align="aligncenter" width="300" caption="ruangan untuk anak2 berkumpul, makan, belajar dan mengaji"]
[/caption] [caption id="attachment_172547" align="aligncenter" width="300" caption="bilik kecil tanpa plafon, sekedar bisa menampung anak2 panti"]
[/caption] [caption id="attachment_172549" align="aligncenter" width="300" caption="kiri: Rizal (tak tahu lagi dimana kedua orang tuannya sekarang), Sasongko (sudah tak punya ayah)"]
[/caption] [caption id="attachment_172553" align="aligncenter" width="300" caption="menu makan pun tak selalu bisa dipenuhi sesuai jadwal"]
[/caption] [caption id="attachment_172554" align="aligncenter" width="300" caption="Bantuan pemda untuk penyediaan Kamar Mandi/Toilet "]
[/caption] [caption id="attachment_172555" align="aligncenter" width="300" caption="kamar mandi laki2 dan tempat anak2 mencuci baju (bantuan dari PU setempat)"]
[/caption] [caption id="attachment_172557" align="aligncenter" width="300" caption="Kamar mandi anak perempuan belum lama dibangun (bantuan dari pemda setempat)"]
[/caption] (Sumber Foto : dokumen pribadi)