Lihat ke Halaman Asli

Ayah Tuah

TERVERIFIKASI

Penikmat kata

Laut, Daratan, Langit

Diperbarui: 15 April 2024   07:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi sepasang kekasih. Gambar oleh Jonathan Borba/ Pexels 

Ini bukan hanya soal dirimu, tapi tentang kita. Bicara "kita" tentu aku terlibat di dalamnya.

Begini.

Tiba-tiba saja aku ingin meniru orang-orang dahulu kala, mengirimkan surat dalam botol. Lalu kularungkan ke tengah laut. Ombak mengombang-ambingkan, membawa hingga ke sebuah daratan. Sebuah tempat yang takada dalam peta.

Seseorang, kuharap dirimu, menemukannya. Kamu tersenyum membacanya. Membalas lewat pos: "Telah kubaca kata-kata, terlalu banyak kalimat yang kemarau. Datanglah! Di sini mungkin kita dapat menciptakan hujan."

Aku datang? Tentu tidak. Karena kita hidup pada hari ini, di mana zaman menyatukan laut, daratan, dan langit dalam genggaman. Bertemu dengan seseorang, secepat ia datang secepat itu pula ia menghilang. Tidak menjadi siapa-siapa. Atau, barangkali, bisa menjadi sepasang kekasih.

Dan dirimu.

Kita berhadap-hadapan dalam sebuah panggilan video. Pagi ini.

"Rambutmu kusut," kataku.

"Ya, baru bangun tidur." Kamu nyengir. Ah, kamu tetap saja terlihat manis. "Kamu, kamu masuk pagi?" katamu lagi.

"Ya."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline