Lihat ke Halaman Asli

MIFTAHUDIN

Berusaha menjadi lebih baik

Menulis 500 Kata

Diperbarui: 9 April 2021   11:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menulis 500 kata, mudah atau susah? (sumber: pexels)

Menulis itu susah, Bener. Menulis itu mudah, bener. Ko bener semua? Sebenarnya menulis itu susah apa mudah sih? Yang paling bener, menulis itu mudah.

Setiap orang pasti bisa menulis. Apalagi sekarang banyak aplikasi untuk mempermudah menulis, tinggal ngomong, maka akan menjadi sebuah tulisan.

Mudahnya menulis semudah kita ngomong. Buktinya setiap orang bisa menulis status, baik di FB, WA, IG dan lain sebagainya. Ada yang bisa menulis banyak, berlembar-lembar, beribu-ribu kata, sampai berbusa-busa bahkan sampai kriting jarinya. Ada juga yang cuma bisa menulis satu kalimat, satu paragraf, tiga paragraf tak sampai 150 kata.

Menulislah mulai dari apa yang kita lihat. Melihat benda mati atau benda hidup. Menulis lah dengan penuh perasaan. Lagi marah, tulis saja kemarahanmu. Lagi senang, tulis saja kesenanganmu. Lagi sedih, tulis saja kesedihanmu. Apapun perasaanmu, tumpahkan dalam bentuk tulisan.

Menulis BPJS tidak turun, tidak dapat gratis listrik, tidak dapat PKH, dan lain sebagainya. Tumpahkan rasa kekecewaanmu. Sampaikan kritikmu. Entah ada yang membaca atau tidak.

Menulislah seperti air yang mengalir. Mainkan jari jemarimu, tal tul tal tul, ketik semua, biarkan mengalir. Tak usah kau hiraukan aturan. Terjang saja. Yang penting nulis.

Menulislah, jangan takut salah, jangan takut dibully, jangan takut kepada siapapun. Biarkan orang lain berkomentar tentang tulisanmu. Karena mereka belum tentu bisa seperti kamu. Kecuali omongannya mereka tulis, baru bisa kaya kamu. Hahaha

Menulis itu anugerah. Menulis itu karunia. Tidak semua orang akan mendapatkan anugrah dan karunia baik dari orang atau Tuhan Yang Maha Esa.

Menulis itu seperti kita mendapat hidayah. Tidak semua orang mendapat hidayah, bukan? Manfaatkan karunia dan hidayah itu sebaik mungkin. Maka, kadang hidayah harus kita jemput dengan cara dipaksa.

Menulis itu bagai mata pisau yang tumpul. Agar mata pisau bisa tajam bisa digunakan, maka harus diasah. Begitupun juga menulis, harus diasah, harus dilatih, harus terus menerus menulis. Lama lama tulisan kita akan semakin baik, semakin tajam, semakin enak dibaca.

Menulislah, dengan menulis itu artinya kita sedang mengikat ilmu pengetahuan yang didapatkan. Sering kita lupa atau kehilangan atas sebuah ilmu, maka salah satu menjaganya adalah dengan menulianya kembali.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline