Ada yang menulis karena hobi. Ada yang menulis karena royalti. Ada yang menulis karena ingat mati.
***
Alasanku menulis ini karena sebagai penyunting, aku sudah terlalu sering menerima naskah bergenre romansa.
Meskipun aku sendiri bukan seorang penulis romansa (buku kumpulan cerpen romantisku hanya satu, tapi tiga antologi romansa berseri lainnya dalam perjalanan untuk dibukukan), pada dasarnya aku juga bukan penulis horor (buku kumpulan misteriku juga baru satu, tapi aku sudah berhasil menuntaskan satu novelet horor komedi, dan satu novel misteri dibalut sejarah alternatif yang menunggu kapan aku berniat untuk menerbitkannya).
Aku mulai tertarik menulis cerita horor setelah diundang untuk mengisi sebuah platform genre misteri beberapa tahun yang lalu. Memang sudah lama tertarik dengan hantu dan gotik berkat RL Styne dan Stephen King, tapi menulis cerita horor merupakan pengalaman yang luar biasa.
Berikut sepuluh alasan mengapa SEMUA penulis romansa harus sesekali mencoba menulis dalam genre seperti horor. Tentu saja, dengan peringatan bahwa penulis horor berpengalaman mungkin akan mengambil kapak untuk membedah artikelku ini. Silakan. Aku menunggu komentar paling sadis sekali pun.
1. Kamu akan menulis di luar zona nyamanmu dan belajar dalam prosesnya.
Menulis romansa seperti hobi kesukaanmu, olahraga pilihanmu. Misalnya kamu seorang pelari, kamu akan menjadi lebih baik dengan lebih banyak joging, tetapi akan sangat membantu kalau kamu juga angkat beban dan melakukan peregangan untuk menyempurnakan kebugaran dan staminamu. Jadi, tetaplah menulis sesuai genre-mu, tetapi cobalah sesuatu yang baru untuk meregangkan otot mental. Anggap saja sebagai latihan silang.
2. Masih soal rayuan penuh perasaan. D
Dalam percintaan, biasanya karakter utama tidak berhubungan intim di halaman dua. Kamu membangun cerita, membuat karakter saling melirik, mungkin bersentuhan satu sama lain di dalam lift, atau bertukar kalimat cerdas.