Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Lelaki Nelayan di Ujung Dunia

Diperbarui: 3 September 2022   15:59

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

boredpanda.com

Ada suatu tempat di dunia ini di mana jiwa-jiwa yang kesepian pergi. Mereka tertarik untuk pergi ke sana. Mereka perlu berada di sana. Tempat yang sunyi. Tempat yang gelap. Tempat yang tenang di ujung dunia. Tempat yang memanggil mereka untuk itu.

Di tempat misterius ini, air yang tenang mengalir perlahan di bawah sinar bulan abadi saat kabut melintas dan bintang-bintang tertidur selamanya di langit malam.

Ada cerita tentang tempat ini yang tidak jelas seperti awalnya.

Dikatakan bahwa ketika jiwa kesepian pertama menemukan jalannya ke tempat ini, sudah ada seseorang di sana.

Mereka tinggal di mercusuar kecil yang menghadap ke ujung dunia. Perairan tengah malam yang gelap hanyut dengan tenang di dekat mercusuar, jatuh ke dalam keabadian setelahnya sebagai kabut dan akhirnya hanya bayangan.

Ketika jiwa yang kesepian itu berlabuh dan melangkah ke tangga kuno mercusuar, mereka melihat penghuni asli dengan joran pancing biasa di tangan tergantung di kabut di ujung dunia.

"Apa yang sedang kamu lakukan?" jiwa yang kesepian bertanya pada si nelayan itu.

"Saya sedang memancing," lelaki  itu menjawab tanpa menoleh.

Mercusuar itu memancarkan satu-satunya cahaya kecilnya di atas mereka dan hanya suara gemericik air yang lembut dan gelap yang mengisi kesunyian yang mengikutinya.

"Untuk apa kamu memancing?" jiwa yang kesepian tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline