Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

CMP 31: Eidetik

Diperbarui: 14 November 2021   09:13

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Annette Sousa, unsplash.com

Meskipun mereka sudah saling kenal selama hampir satu tahun, ini merupakan Kencan Pertama resmi mereka.

Meski sudah memasuki musim hujan, sisa-sisa matahari kemarau masih menyala surang, menghitung detik sebelum menghilang di balik gunung Masigit.

Mereka sudah makan malam dan minum kopi, berjalan melintas pasar ke tempat mobil diparkir, mengolah imajinasi sambil melangkah santai.

Ghea melihat ke jendela salah satu jendela apartemen, setengah tertutup oleh tirai renda dan diisi oleh patung-patung perempuan telanjang.

"Bagaimana kamu menempatkan itu dalam sebuah cerita?" tanya Ghea.

Mahiwal menatap jendela sejenak, merenung, lalu kembali menatap dia.

"Seorang pria melintas, melihat salah satu patung itu. Pria itu agak aneh, tetapi dia memiliki ingatan eidetik, yang artinya dia-"

"Aku tahu apa itu memori eidetik, terima kasih," kata Ghea sambil tersenyum.

"Sorry. Ngomong-ngomong, dia ingat pernah membaca tentang patung itu," katanya sambil menunjuk patung nomor tiga dari kiri. "Dia ingat bahwa patung itu sangat langka dan harganya .... Jadi, dia mulai memikirkan cara untuk mendapatkannya. Menipu janda kaya penghuni apartemen itu? Merampoknya? Berkencan dengannya dan kemudian mencurinya?"

"Bukankah itu kriminal?"

"Mungkin," katanya, "Mungkin genre yang harus dipertimbangkan. Yang jelas, jaringan neuron di kepalanya mulai bekerja."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline