Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Cerpen | Aci Sampeu

Diperbarui: 9 Juni 2020   13:28

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

agroprecios.com

Entah bagaimana awalnya, aci sampeu menjadi langka di seluruh dunia.

Maryam menggigil meski tubuhnya dibalut tujuh lapis gamis tebal. Salju semakin sering turun di kota Mekah.

Di jalan, mobil yang mengangkut es batu melintas menyibak kristal salju menjadi awan debu uap panas. Hanya Abu Bard yang tampak segar bugar penuh kehangatan, seakan es batu dagangannya mencairkan kebekuan molekul udara akibat cuaca ekstrim rendah.

"Maryam, es batu ini masih hangat!" katanya sambal tertawa.

"Kata Umi, kiamat sudah dekat."

"Aku yakin kita duluan tiada sebelum kiamat tiba. Dalam cuaca seperti ini sebaiknya kau minum sorbet panas."

Abu Bard menurunkan sebongkah es batu yang digunakan ibu Maryam - Umi Euis -- untuk menyimpan ikan mas yang diimpor dari Cina. Maryam menelan ludah, berharap rasa cireng yang pernah dikecapnya semasa kecil di Bandung dulu masih bersisa dalam memorinya.

Abu Bard keliru, pikirnya. Kiamat memang sudah dekat.

Bandung, 9 Juni 2020

*Aci sampeu (Bhs. Sunda): tepung tapioka




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline